"Kau tahu?" Mo Erni berseru nyaring, diikuti dengan komentar acuh tak acuh, "Dan jika orang-orang mengetahuinya? Aku bukanlah yang membakar. Jika ada yang harus tertangkap, seharusnya gadis bodoh itu, bibi mudaku. Apa hubungannya dengan aku?"
"Dia adalah bibi mudamu sendiri, bagaimana kamu bisa mengatakan hal seperti itu? Jika bukan karena bujukanmu, bagaimana mungkin dia melakukan hal seperti itu?"
Mo Yonglu menatap anak perempuannya, yang wajahnya penuh dengan acuh tak acuh, dalam kesakitan. Dahulu, tidak peduli seberapapun tidak bergunanya dia, ia tidak akan melakukan sesuatu yang merugikan saudara atau kerabatnya; tetapi sekarang, darah dagingnya sendiri mengucapkan kata-kata sebegitu dingin dan kejam. Bisakah ini menjadi pembalasan?