```
Menghadapi permohonan putus asa dari wanita tua tersebut, Feng Qingxue sempat ragu sejenak sebelum akhirnya setuju untuk melakukan tukar-menukar tersebut. Dia mengeluarkan dua puluh pon tepung jagung dan sepuluh pon tepung, ditukar dengan dua batu darah ayam, sebuah kotak tinta jelaga pinus, sebuah buku kaligrafi, dan pemegang pena dari Dinasti Qing yang ditawarkan oleh wanita tua tersebut.
Wanita tua itu merasa agak bersalah, mengingat bahwa barang-barang ini saat ini tidak bernilai.
Perhiasan dan pakaian mewah dianggap sebagai sumber korupsi kapitalis. Hanya hedonisme yang memberi penting pada barang-barang tersebut. Jadi, bank-bank negara hanya mengumpulkan emas dan perak, bukan giok, perhiasan, atau barang antik. Barang-barang ini tidak lagi memiliki nilai pasar, dan satu-satunya pilihan bagi pemiliknya adalah mencoba peruntungan di pasar gelap. Toh, masih ada orang di dunia ini yang menghargai dan menyayangi barang-barang tersebut.
