Wei Qingwan berusaha keras untuk waktu yang lama, namun hanya mampu membuka busur sedikit saja. Anak panah yang ia taruh di busur jatuh ke tanah karena tangannya bergetar.
Wei Yichen mengambil anak panah yang jatuh itu untuk Wei Qingwan sambil menghiburnya, "Jangan terburu-buru, Wanwan. Memanah itu sulit, dan busur milik ayah semuanya sangat keras, jadi wajar jika kamu tidak bisa membukanya. Percobaan pertamamu ini sangat mirip dengan percobaan pertama kakak laki-laki tertua."
"Saya akan mencoba lagi." Wei Qingwan sekali lagi merentangkan busur.
Kali ini, dia menggunakan lebih banyak kekuatan, lalu terdengar napasnya yang tercekat. Busur dan anak panah di tangannya jatuh lagi.
"Wanwan, ada apa?" Wei Yichen segera memeriksa tangan Wei Qingwan.
Wei Mingting, yang awalnya sedang mengajar Ruoruo, datang ke sisi Wei Qingwan setelah mendengar suara. Dia memeriksa kondisi Qingwan dan matanya juga terlihat sangat cemas.