Keesokan harinya, Evelyn terbangun dengan sinar matahari pagi yang tajam yang menembus tirai. Senyum merekah di bibirnya saat dia merasa beruang mungil masih erat memeluknya, tangan kecilnya melingkar kuat di sekelilingnya.
Dengan perlahan membuka matanya, Evelyn mencium kepala Kiana yang masih tertidur pulas. Setelah makan malam, mereka meninggalkan rumah besar Reign tadi malam, kembali ke rumah yang bisa dia sebut sebagai surga. Dan seperti setiap malam, mereka tidur bersama, mendengarkan cerita dan tawa putri tercinta mereka.
Tidak seperti pagi biasanya, Evelyn merasa pagi ini jauh lebih santai, sesuatu yang ringan di dadanya kini meyakinkannya bahwa Kiana akan bersama mereka selamanya. Dia tidak bisa menahan diri untuk memeluknya erat, mencium kepala gadis kecil yang telah menjadi orang sangat berharga dalam hidupnya dalam waktu yang singkat.