Kebencian yang tanpa malu-malu dari wanita di hadapannya sangat jelas.
Namun, Meng Yunhan hanya mengangkat bahu tanpa peduli, "Bukankah saya sudah menjelaskan? Hanya masalah satu kalimat, apakah itu benar-benar sulit?"
"Kamu, jangan terlalu sombong."
Meng Yunhan menemukan hal itu lucu. Sebagai istri sah, bukankah dia secara alami memiliki hak untuk bersikap sombong?
Lagi pula, dia memiliki kertas yang membuktikannya.
Belum lagi bahwa suaminya menyukainya.
Kasih sayang seorang pria adalah kekuatan.
Seorang pria yang memberikan semua penghasilannya, itu kekuatan.
Seorang pria yang tidak melirik wanita lain, itu tanda istri yang cakap.
"Sombong? Lelaki kamu, yang menyukai saya, menggoda saya, dan kamu berkata saya sombong? Kamerad, apakah kamu salah faham? Lelaki saya, bukan lelaki kamu," Meng Yunhan berhasil tetap tenang sebelumnya, tapi sekarang dia tak bisa menahan untuk tidak terhibur dengan ulah Lu Jingyi.
"Ayahku adalah Lu Zhendong. Asal kamu pergi, ayahku pasti akan..."
