Xu Xiyun sangat marah. Perilakunya mengeras ketika ia menghadapi situasi tersebut, seraya berkata, "Kau ingin mati!"
Sebelum ia sempat bertindak, Xie Yu menahan bahu Lou Lianghua.
Lou Lianghua merasakan kesemutan menyebar di seluruh tubuhnya, seolah-olah semua kekuatannya telah terkuras. Ia jatuh ke tanah dalam sekejap.
"Sudah selesai berbicara?" Xie Yu menatap ke bawah padanya dengan pandangan merendahkan. "Haruskah aku membantumu untuk terguling keluar dari sini?"
Lou Lianghua mengertakkan giginya. Tak ada yang ingin berhadapan dengan Xie Yu.
Semua orang tahu Xie Yu sedang di ambang debut sebagai nomor satu yang tidak terbantahkan.
Namun, Xu Xiyun berbeda; suatu hari dia pasti akan memberi jalan padanya.
Dengan berat hati, Lou Lianghua berusaha bangkit dan berlari pergi tergesa-gesa.
**
Pukul dua siang, di sebuah rumah sakit pribadi yang terpencil, beberapa mobil berhenti di pintu masuk.
Dari mobil terdepan, seorang pemuda dengan kemeja putih turun.
