Ujian simulasi tiba tepat waktu. Berpakaian seragam, Lu Qingyi berjalan santai menuju ruang ujian Kelas Tiga Senior, Kelas Lima, hanya dengan memegang sebuah pena di tangannya.
"Lihat, itu Lu Qingyi."
"Dia tampan dan cantik."
"Dia bahkan tidak membawa penghapus, hanya ada pena tinta hitam di tangannya."
"Dia pikir dia pasti akan gagal total kali ini."
"Dia terlalu sombong; bahkan ujian simulasi ini mungkin sudah cukup untuk menurunkan kesombongannya."
Sejumlah siswa di aula ujian mengenali Lu Qingyi; kabar tentang postingannya di forum memang telah menjadi buah bibir sekolah.
Lu Qingyi mempertahankan sikap acuhnya, tidak memperdulikan suara-suara yang membicarakannya, dan langsung tertidur begitu menemukan tempat duduknya.
Kerumunan: "..."
Bukannya dia bilang dia akan mendapatkan nilai sempurna?
Bel ujian berbunyi, dan pengawas mulai membagikan soal-soal ujian.
Setelah menerima soal ujiannya, Lu Qingyi melihatnya sekilas, perasaannya campur aduk.
