"Chunchun, lihat aku!" Penny duduk di ayunan dan mendorong dirinya sebelum terayun dengan gembira. "Hehehe."
Kakinya akan menyentuh tanah sesekali, membuat ayunan itu makin tinggi. Chunchun duduk beberapa kaki jauhnya, menonton ibunya menikmati ayunan sendirian. Ketika Penny sudah puas, ia tersenyum kepada Chunchun.
"Kamu ingat tidak waktu kita dulu sering ke taman bermain ini?" Penny berkata, senyumnya sedikit memudar. "Kita dulu bermain di sini bersama Tiana, Mouse, Blacky, dan Renren."
Senyum Penny perlahan digantikan dengan kesedihan saat ia memegang rantai yang terikat pada ayunan. Ia menempelkan kepalanya pada salah satunya, matanya tertuju pada kucingnya yang berperilaku baik.
"Aku semacam... rindu masa itu," tambahnya pelan. "Kamu tidak?"
Chunchun menatapnya sebelum berjalan mendekati kaki Penny.
"Kamu benar-benar tahu kapan aku sedih, ya?" Penny terkekeh sambil mengangkat kucingnya, masih ayunan perlahan.
Kesunyian menyusul, hanya suara derit besi ayunan yang bergema.