Selama pertemuan pertama Patricia dan Zoren...
Meskipun Patricia tidak memiliki semangat atau aura yang sama seperti yang diingat Zoren, dia tahu banyak detail tentang mereka. Dia tahu bahkan detail terkecil, yang Zoren yakin hanya mereka yang tahu tentangnya. Oleh karena itu, dia memberinya keuntungan atas keraguan.
Lagipula, siapa yang tidak ingin wanita ini menjadi Penny?
Dia telah menunggunya selama bertahun-tahun, datang ke tempat ini setiap Kamis tanpa gagal. Apa pun musimnya, dia akan berada di sini kecuali dia "terjebak" di rumah sakit. Tetapi jika hanya demam ringan, dia masih akan datang, hanya karena dia tidak ingin memikirkan apa-apa.
"Omong-omong, Renren, bagaimana kabar Renny?"
Senyum Zoren mengeras saat dia perlahan menghadapinya. "Renny?"
"Mhm!" Patricia tersenyum dari telinga ke telinga, mengangguk. "Masih bersamamu kah dia?"
'Ah...' Senyum Zoren tetap ada saat dia tertawa pendek. 'Bodoh aku.'
"Haha." Dia tertawa lebih keras, menggigit bibir bawahnya.
