Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

MISTERI KAMPUNG KERAMAT

Family_Blessing
--
chs / week
--
NOT RATINGS
244
Views

Table of contents

Latest Update2
023 months ago
VIEW MORE

Chapter 1 - 01

"Hai mas."

"Udah pulang dek?"

"Udah mas."

"Jadi gimana dek? Apa kalian udah nemuin dimana nanti kalian mau KKN? Mas dengar-dengar kalian belum dapat tempat ya?"

"Iya sih mas, masih bingung juga mau KKN dimana, padahal kan sebentar lagi."

"Emang teman-teman kamu belum punya ide tempat gitu?"

"Ya, kami udah berunding sih sama-sama bang, mereka aja bingung, em mas ada saran tempat gak?"

"Oh iya aku ingat, kira-kira tempat yang mas sama mama pergi waktu itu."

"Kenapa dek? Jangan bilang kamu mau KKN di sana?"

"Ya rencana sih gitu bang hehehe, kalau belum ada yang KKN di sana."

"Kalau mas boleh kasih saran, mending menurut mas jangan deh kalian KKN di sana."

"Emang kenapa mas?"

"Mas yakin aja, kalian gak bakal sanggup bertahan di desa itu."

"Emang kenapa sama desa itu mas?"

"Ya kalian mana bisa hidup tanpa listrik, air bersih ya pokoknya se.ua deh."

"Emang ada ya mas, kampung belum ada listrik, gimana itu cara mereka hidup? Apalagi ini kan udah tahun 2023 masa iya gak ada listrik?"

"Ya tanya aja sama mama, aku sama mama baru aja dua bulan yang lalu kesana kok."

Tidak lama kemudian, Bu Reni yang adalah ibu dari Rian dan Vina datang dari arah dapur dengan membawa dua piring nasi goreng yang masih mengepulkan asap.

"Eh dek, kamu udah pulang sayang?"

"Hehehe udah mam."

"Tadinya mami cuma buat nasi goreng berdua sama mas kamu, nanti kamu datang baru mama buatin tapi gak apa-apa nih buat adek aja punya mami, nanti mami buat lagi."

"Gak gak usah mami, sini duduk aja mi kita makan berdua, aku suapin mami ya, aku juga udah makan tadi di kampus kok."

Bu Reni pun segera duduk di samping putri bungsunya itu dan menikmati setiap suapan nasi goreng yang di suapkan oleh sang putri untuknya.

"Makasih ya anak mami."

"Sama-sama mi, ayo di makan lagi."

"Aduh kok mami yang kebanyakan makan, kamu juga dong."

"Iya deh aku makan mi."

Vina pun segera menyuapkan sesendok nasi goreng yang kedalam mulutnya. Malam itu, mereka menikmati makan malam bersama, ala-ala makanan rumahan.

"Oh iya mam papi mana? Belum pulang?"

"Belum sayang, papi udah izin tadi katanya mau lembur, ya paling bentat jam dua belas papi pulang."

"Oh iya sayang, mami dengar kamu sama teman-teman kamu lagi kebingungan nyari tempat buat KKN ya?"

"Iya mi, katanya adek mau KKN di desa tempat kita jemput anak buah papa waktu bulan kemarin"

"Kamu serius emang sayang?"

Tiba-tiba saja, raut wajah Bu Reni berubah. Yang tadinya terlihat begitu ceria, kini berubah terlihat sedikit memancarkan kekuatiran kepada sang putri bungsunya itu.

"Ya kalau itu sih belum pasti mi, lagian kan aku baru minta saran sama mas, mana tau mungkin teman-teman udah dapat tempat."

"Lagian emang ada apa mam? Kok mami keliatannya kuatir banget kalau aku misalnya jadi KKN di sana?"

"Ya bukan apa-apa sayang, orang tua mana yang gak bakal kuatir kalau jauh dari anaknya?"

"Yaampun mami gak usah terlalu kuatir gitu, lagian aku kan anak cewek, aku juga kan harus belajar mandiri"

"Nah kalau itu Abang setuju, tapi kalau kamu mau KKN di kampung itu, Abang juga agak berat hati."

"Ih mas sama mama sama aja deh, udah ah gak usah kuatir berlebihan gitu. Aku masuk dulu ya mi mau bersih-bersih."

Vina pun beranjak dari tempat duduknya dan membawa tasnya menuju lantai dua rumahnya, dimana kamarnya berada.

****

Keesokan harinya, pagi-pagi sekali Bu Reni sudah bangun untuk menyiapkan sarapan pagi untuk kedua anaknya dan suaminya kini yang akan berangkat bekerja.

"Wahh masakannya pasti enak banget ini" Ucap pak Gibran yang adalah suami Bu Reni.

"Ah biasa aja Pi, papi udah mau berangkat pagi-pagi gini?"

"Iya mi, hari ini papi ada meeting sama klayen di kantor, jadi papi harus tiba di sana lebih pagi dari biasanya, ya karena janjiannya jam tujuh mi, mami tau sendiri aja jam tujuh itu jalanannya macetnya minta ampun."

"Iya juga sih Pi, yaudah yang penting papi hati-hati ya, sarapan dulu Pi."

"Papi mami? Rian juga mau ke proyek ya hari ini"

"Loh tumben banget kamu ke proyek sayang? Biasanya kamu lebih suka pantau dari rumah aja."

"Iya mi, pagi ini ada pemeriksaan dari pusat mi jadi Rian harus sampai di sana lebih pagi."

"Yaudah kalian sarapan ya, oh ya Yan adik kamu mana?"

"Paling balum bangun mi ini kan baru jam lima"

Pagi itu, keluarga pak Gibran pun menikmati sarapan pagi bersama-sama.

Setelah kepergian pak Gibran dan Riyan, kini Vina pun bangun baru keluar dari dalam kamarnya.

"Ih anak mami ini pagi-pagi udah cantik gini mau kemana?"

"Ini mi mau ada janjian juga sama teman-teman mau ngomongin soal KKN itu."

Setelah menikmati sarapan pagi, Vina pun segera bergegas untuk berangkat menuju kampus dimana ia sudah membuat janji bersama teman-temannya.

"Jadi gimana ini soal KKN kita?" Tanya Iman.

Yang lainnya pun hanya saling memandang satu sama lain penuh tanya.

"Kamu gimana Man? Punya ide tempat gak?" Tanya Anton.

"Belum ada juga sih hehehe."

"Kalau kamu Ray?"

"Sama belum ada."

"Yaudah, gini aja kalau kalian setuju, aku punya satu tempat buat KKN ya aku rasa cukup strategis sih."

"Dimana Vin? Jauh dari sini?"

"Iya lumayan sih, tapi ya itu tempat itu belum ada listrik sama air bersih."

"Apa? Belum ada listrik sama air bersih? Oh my God." Ucap Melisa dan yang lainnya.

"Dimana itu Vin? Di kota apa di desa."

"Astaghfirullah yaampun nton nton kamu itu gimana sih mana ada kota gak punya listrik sama air bersih."

"Iya nih si Anton ada ada aja yakali kota gak ada listrik iya kalau kamu gak bayar listrik ama air mungkin di putus."

"Hehehe iya iya aku becanda kali."

"Jadi gimana guys? Apa kalian setuju? Kalau setuju nanti aku minta abang aku buat ngantarin kita."

"Aku sih setuju aja." Ucap Meli

Teman-teman yang lain pun saling memandang satu sama lain.

"Yaudahlah, gak ada pilihan lagi buat kita lagian kayaknya tinggal kita nih yang belum masukin laporan tempat kita KKN nanti."

"Yaudah, kalau gitu aku bakal minta abang aku buat ngantarin, nanti kalau gimana-gimana kita langsung berangkat besok aja, tinggal kita juga yang belum berangkat nih."

"Yaudah, nanti kita berkabar aja di grup ya, jangan lupa kalian persiapan aja" Ucap Melisa

Setelah menyelesaikan pembicaraan mengenai rencana KKN, mereka pun kini berencana untuk berbelanja.

Lanjut part 2 guys 

Disini kita biarkan dulu mereka santai hehehe...