Chereads / Harmoni Hati / Chapter 3 - Bab 03 Kesalahpahaman dan Kesempatan Kedua

Chapter 3 - Bab 03 Kesalahpahaman dan Kesempatan Kedua

"Titah, elu apa-apaan sih pakai nyebar puisi yang baru gue buat untuk Afgan ke grup whatsapp sekolah. Elu tuh jahat banget tau gak sih Titah?" tanya Andin.

"Haa.. Gue jahat, jahat dari mananya sih beb.. Kalau gue jahat gak mungkinlah gue berniat untuk menjodohkan kalian berdua, karena gue perhatikan kalian berdua itu cocok banget." jawab Titah.

"Oh gitu ya tah...." seru Andin.

"Iya elu tau gak, kalian berdua itu benar-benar serasi, cocok, makannya gue mau menjodohkan kalian berdua, karena apa. Tau gak?" tanya Titah.

"Gak tau.." jawab Andin.

"Karena si cowoknya mesum dan si ceweknya aneh. Haha...." kata Titah.

"Aneh, ih.. Aneh.." sorak Titah, Sinta, dan Santi.

"Kalian, hemm.." Andin kesal dan pergi meninggalkan Titah dan teman-temannya.

"Hahaha.." Titah, Santi, dan Sinta hanya tertawa.

Di Depan Kelas Afgan..

"Cie, cie, cie.." Ardian, Budi dan Rivan mengejek Afgan.

"Apaan sih?" tanya Afgan.

"Lihat grup wa sekolah deh.." jawab Ardian.

"Hahaha.. Gue mah sudah biasa di gila-gilai oleh banyak perempuan, santai." kata Afgan.

"Ooh.. Afgan..!!" seru Andin yang mendengar perkataan dari Afgan.

"Menurut loe, Andin cantik gak sih?" tanya Budi.

"Cantik.." jawab Afgan.

"Ooh.. Afgan..!!" seru Andin yang mendengar perkataan dari Afgan lagi.

"Terus Andin itu tipe lu apa enggak?" tanya Rivan.

"Andin itu kan suka buku dan belajar ya, menurut gue sih gak asik, gak seru kalau cewek yang terlalu fokus ke pelajaran. Jadi jawabannya dia bukan tipe gue." jawab Afgan.

"Apa !! Hemm.." seru Andin yang kaget mendengar perkataan dari Afgan lagi.

"Jadi tipe loe seperti apa Agan?"

"Ya elu tau lah, yang uh.. Gimana gitu. Hehe.."

"Oh aw, aw, aw ya Ahan?" tanya Ardian.

"Your guess exactly."

----

"Tah, ini kan masih istirahat nih. Kita ke kantin lagi yuk, aku mau beli air nih.." kata Sinta.

"Yuk, kebetulan saya haus nih.." sambung Titah.

"Ikut dong.." seru Santi.

"Buruan.." sambung Titah dan Sinta.

"Titah, tunggu.." kata Andin.

"Iya eh Andin, kenapa?" tanya Titah.

"Gak usah sok manis deh.., katanya elu mau menjodohkan gue dan Afgan dengan menyebar puisi yang gue tulis di grup wa mana? Gue malah di bully sama Afgan dan teman-temannya." jawab Andin.

"Oh jadi elu yang nyebar puisi cinta milik Andin. Tadi elu bilang apa Andin, dia mau menjodohkan kita berdua dan elu percaya?" tanya Afgan.

"Iya Afgan." jawab Andin yang tersenyum memandang Afgan.

"Jangan percaya." kata Afgan.

"Lho kenapa Afgan?" tanya Andin.

"Elu tanya ke gue kenapa? Elu lihat saja dia, orang dia sendiri saja jomblo sok-sok an mau menjodohkan kita berdua, jangan percaya." jawab Afgan yang meninggalkan Andin, Titah, dan teman-temannya.

"Oh iya ya gue lupa elu sendiri saja jomblo, benar juga yang katakan Afgan. Haha...." kata Andin yang tertawa dan pergi meninggalkan Titah.

"Iih.. Eh cowok mesum, elu lihat saja ya nanti. Hemm.." kata Titah yang kesal dan pergi ke kantin bersama dengan teman-temannya.

Pelajaran sekolah pun selesai, ketika Titah ingin pulang Fano, kakak kelas Titah datang ke kelasnya dan mengajaknya berkencan serta memberikan undangan ulang tahun untuknya.

Awalnya Titah menolak, lalu kemudian Afgan lewat depan kelasnya, Titah pun mengiyakan ajakan dari Fano.

"Tah, dik.." seru Fano.

"Iya, eh Fano. Ada apa ya?" tanya Titah.

"Saya mau ajak kamu jalan keluar, terserah kamu mau kemana bebas, mau nonton, mau makan pokoknya bebas, mau ya? aku teraktir deh." jawab Fano.

"Haa.. Elu ajak jalan gue?"

"Iya.."

"No, don't want to walk with you, I'm busy today." tolak Titah.

"I beg you, just once, you go along with me, yeah ..." Fano memohon pada Titah dengan wajah yang memelas.

"If I say it's not that means not, understand?"

"But .." jawab Fano yang terpotong oleh Afgan yang lewat di depan kelas Titah.

"Bang.." panggil Afgan.

"Ya.." jawab Fano.

"Fano dear, I want to take me a walk right, emm, I can, I want, today I'm not busy for you."

"Really?" tanya Fano.

"Yes, really dear." jawab Titah.

"Okay I picked you at eight tonight huh.." kata Fano.

"Yeah dear." sambung Titah.

"Saya duluan ya bang." kata Afgan.

"Iya.."

"Okay at eight at the usual mall huh." kata Titah.

"Oke.." seru Fano.

"Kita ketemuan saja dan kakak tidak perlu jemput saya ke rumah."

"Okay sayang. Bye....*

Dan di perjalanan menuju ke mall Titah menolong seorang perempuan yang ingin di jambret sepulang kerjanya.

Setelah itu Titah mengantar perempuan tersebut, Titah tidak mengetahui kalau perempuan yang di tolong nya itu adalah Ocha. kakak Afgan dan melupakan janjinya pergi bersama dengan Fano.

Dan sesampainya Ocha di rumah, Ocha di marahi oleh Afgan. Karena pulang malam dan tidak menghubunginya untuk menjemputnya karena supir di rumah sedang ambil cuti.

Kediaman Ocha

Di Teras Depan Rumah..

"Terimakasih ya dik, yuk mampir dulu?" tanya Ochq.

"Tidak kak, sudah malam juga takut kemalaman pulangnya. mungkin lain kali boleh." jawab Titah.

"Oh gitu, ya sudah kalau begitu kakak duluan ya." kata Ocha.

"Iya kak.." sambung Titah.

"Kamu juga hati-hati di jalan ya."

"Iya kak, assalamu'alaikum." Titah memberikan salam pada Ocha.

"Wa'alaikumussalam." Ocha menjawab salam dari Titah.

----

"Assalamu'alaikum." Ocha memberikan salam pada Afgan.

"Wa'alaikumussalam." Afgan menjawab salam dari Ocha.

"Elu kemana saja sih?" tanya Afgan dengan cemas.

"Gue baru balik gawe lah Agan, elu tau gak tadi gue nyaris saja di jambret tau gak, tapi untungnya ada yang nolongin gue, perempuan." jawab Ocha.

"Haa.. Apa!! Elu nyaris di jambret. Elu kenapa gak telepon gue nyuruh jemput. Eh bukannya apa-apa ya, nih lihat Dinda, Dinda itu kan masih kecil kasihan kalau sampai elu kenapa-kenapa?" kata Afgan yang panik mendengar cerita dari kakaknya.

"Ya deh lain kali gue minta jemput elu puas, dah mau mandi dulu nanti jangan lupa temani Dinda tidur dulu ya, gue habis mandi mau langsung tidur. Besok gue berangkat pagi." sambung Ocha.

"Iya. Hmm...." keluh Afgan.

"Om Afgan." panggil Dinda.

"Iya Dinda. Kenapa?" tanya Afgan.

"Ngantuk." jawab Dinda.

"Oh ngantuk, ya sudah yuk tidur. Sebentar om Afgan matiin tv dulu ya." kata Afgan.

"Iya om...." sambung Dinda.

Di Mall..

"Titah kamu dimana sih, kenapa di hubungi susah sekali sih? janjinya jam delapan, kok sampai sekarang belum ada kabarnya juga ya." keluh Fano yang menunggu Titah di mall sendirian.

Dan keesokan harinya Fano menghampiri Titah dan bertanya kenapa tidak datang ke mall kemarin, dan Fano meminta Titah untuk menemani nya malam ini di club.

Keesokan Harinya..

"Itu dia Titah, tah tunggu." kata Fano.

"Iya, eh Fano.." seru Titah.

"Maaf yang kemarin ya saya gak bisa datang, karena ada acara keluarga dan lupa juga kalau ada janji denganmu kemarin malam." kata Titah yang beralasan pada Fano.

"Kamu tau tidak saya menunggu kamu sendirian tau di mall sampai mall nya mau tutup, kamu tidak datang juga." sambung Fano.

"Iya maaf deh ya, saya benar-benar lupa kemarin."

"Oke baik, emm gini saja gantinya malam ini kamu temani saya ke club ya."

"Oke, jam berapa?" tanya Titah.

"Jam delapan malam, emm tapi sebelum ke club kamu temani saya beli sesuatu untuk nenek saya ya, nanti saya jemput, oke." jawab Fano.

"Oke..!!" seru Titah.

Dan pukul empat sore Fano sudah tiba di rumah Titah lebih awal, tanpa Titah sadari Fano menaruh kamera di kamarnya.

Kediaman Pak Raden Prabu

Di Ruang Tamu..

"Saya tinggal ke kamar dulu ya, saya ingin mandi, dan bersiap-siap. Lalu baru setelah itu baru kita berangkat ke mall dan ke club." kata Titah.

"Iya tah.." seru Fano.

"Oke.." sambung Titah.