Sesi bercinta yang seharusnya melelahkan secara tak terduga justru memberi energi bagi Michael dan saya.
Bukan hanya secara fisik; ini juga secara mental.
Sepanjang hari kemarin, kami semua telah melalui siksaan mental yang hebat, dan kecemasan akan pemisahan dengan pasangan pasti sulit dialami tanpa itu.
Kami bangun di tempat tidur dan makan besar, dan kami sama-sama tidak membicarakannya lagi. Sebagai gantinya, kami fokus pada apa yang harus kami hadapi sekarang ini.
"Ngomong-ngomong, apakah kita baik-baik saja meninggalkan semuanya di belakang?" tanya saya dengan cemas.
Michael tidak peduli dan meregangkan tubuh di tempat tidur dengan malas. "Dengan adanya Courtney, tidak akan ada masalah."
Saya memberi Michael pandangan aneh. Jarang sekali Michael benar-benar mempercayai seseorang. Dia selalu sombong dan angkuh. Courtney ini berhasil membuat Michael mempercayainya dengan begitu mudah. Dia tampaknya bukan orang sembarangan.
