Ketika bibirku bertemu dengan bibirnya, waktu seakan berhenti, dunia di sekeliling kami memudar ke ketidakberartian. Damon kaku dalam genggamanku, namun dalam hitungan milidetik, sesuatu terjadi di dalam dirinya dan dia meleleh masuk ke dalam ciuman tersebut. Tangannya bergerak untuk menyangga bagian belakang kepalaku, mendalamkan ciuman kami, sementara tangan lainnya beristirahat di punggung bawahku, menarikku lebih dekat.
Rasa terbakar dari tanda Damon di bahuku terasa semakin meningkat. Rasanya seolah ada api yang membakar dagingku, namun bukannya rasa sakit, itu adalah sensasi yang memabukkan. Aku terengah menahan bibirnya, yang segera dia tangkap kembali, melarangku untuk mendapatkan kesempatan istirahat sekejap, dan aku menyerahkan diriku pada ciuman ajaib ini.