Seorang sosok yang mendominasi berjalan melewati pintu, berjalan seperti seolah-olah dia memiliki segala waktu di dunia ini.
Itu adalah Damon.
Dia mengangkat tangan, dan untuk kejutan yang menyeluruh dariku, aku melihat kristal es mulai terbentuk di udara. Beberapa tombak es muncul dari ketiadaan, dan dia menusukkannya ke penembak yang tersisa seolah-olah dia adalah seorang pemanah dari surga yang menurunkan para pekerja rendahan yang tak layak.
Apa yang terjadi di dunia ini?
Aku hanya bisa menonton saat Damon seorang diri mengubah aliran pertarungan. Aku menatap mata birunya yang dingin dan merasakan kelegaan membanjiri diriku. Dia tidak terluka; ketakutan terburukku tidak menjadi kenyataan. Demikian juga, dia sama bersyukurnya melihat aku masih berdiri. Kemudian matanya menangkap pemandangan Elijah yang terbaring di tanah di kakiku, patah dan berdarah, dan sekali lagi aku merasakan sumber amarah yang sama.