[Perspektif Margaret]
"Apa yang sedang kamu lakukan?" Tiba-tiba ada suara gemuruh petir di telingaku. Aku mengusap pojok mataku dengan rasa malu. Mengapa selalu harus seperti ini, bertemu dengan kekasih dalam keadaan yang menyedihkan? Jelas sekali jika aku diberi 10 detik lagi, aku bisa mengendalikan emosiku dan berpura-pura seolah tidak terjadi apa-apa. Lalu aku akan mengikuti Elliot kembali dengan tenang.
Tapi Donald telah memegang tanganku. Aku mencoba untuk melepaskan diri, tetapi Donald membalikkan tangannya dan menekanku ke pohon. Aku tak punya pilihan selain menatap matanya.
Awalnya, aku melihat kemarahan menyembur dari mata Donald. Mungkin ada juga kekhawatiran. Lalu, kejutan berkilat dalam matanya, dan tekanan padaku melemah. Aku pikir ia pasti telah melihat mataku yang merah. Aku benar-benar tidak ingin terlihat lemah di depannya, tapi ini bukan hal yang bisa aku kontrol.
"Apa yang sedang kamu lakukan?" tanya Donald.
"Tidak ada," jawabku dengan murung.