Chereads / Kisah Couple yang Cocok / Chapter 21 - Chapter 21 Aku Suka Nama Barumu

Chapter 21 - Chapter 21 Aku Suka Nama Barumu

(Tokyo, 5 Desember)

POV "Aku Suka Nama Barumu"

Alandra membuka mata perlahan, hal pertama yang dia lihat adalah langit langit kayu yang masih terlihat bagus dan rapi. Dia juga merasakan dia tidur di atas kasur lantai dan selimut menutupi tubuhnya yang telanjang dada.

"Apa yang terjadi?" dia bangun duduk, merasakan semua tubuhnya sakit, ada yang menyakitkan, luka bahkan lebam. Tapi itu semua sudah terlihat di obati, dari yang luka menjadi tertutup penutup luka dan luka lebam lain nya.

"Dimana aku?" dia masih bingung melihat sekitar. Lalu ingat apa yang terjadi, yakni kejadian yang baru saja terjadi. Dia bertarung dengan banyak orang dan siapa sangka. Lelaki yang begitu pendiam, cuek dan terlihat tak peduli pada apapaun itu ternyata bisa berkelahi hanya karena dia titisan dari ayah nya, Chandra.

"Kenapa jadi begini...." dia berwajah panik.

Tapi ada yang membuka pintu geser membuat nya langsung menoleh tiba tiba. Rupanya Kinn. "Oh, anda sudah bangun, Tuan Alandra," tatap Kinn.

"Dimana aku? Apa yang baru saja terjadi?" Alandra menatap.

"Kau tertidur di pelukan Lex Luthor tadi."

"Apa? Aku tertidur begitu saja? Lalu, dimana sekarang Lex Luthor?"

"Dia sedang mandi, jika kau juga ingin mandi, sudah ada baju yang di siapkan," Kinn menunjukan baju yang sudah dilipat pada Alandra.

Lalu Alandra berdiri. "Tidak perlu, jam berapa sekarang?"

"Jam 8," balasnya.

Seketika Alandra berwajah terkejut dan langsung memakai baju yang di bawa Kinn. "Aku akan pergi.... Aku harus ke kampus..."

"Bagaimana jika Lex Luthor mencari mu?" Kinn menatap mengikuti nya hingga keluar.

Tapi Alandra berhenti berjalan dengan wajah khawatir memikirkan Lex Luthor. "(Setelah kejadian itu, apakah Lex Luthor akan membenci ku hanya karena aku putra dari Chandra.... Mungkin dia akan membenci ku,)" pikirnya, lalu pergi begitu saja tanpa mengatakan maupun membalas pertanyaan Kinn yang saat ini terdiam menatapnya pergi.

Di sisi Lex Luthor, dia berjalan keluar dari ruangan dengan baju yang sudah rapi, ia juga akan membuka ruangan tempat dimana Alandra berada tapi Kinn mendekat.

"Lupakan itu, dia sudah pergi," kata Kinn membuat Lex Luthor langsung menatapnya. "Apa maksudmu?"

"Dia pergi ke kampus dan tak meninggalkan sepatah katapun untuk mu," balas Kinn, Lex Luthor menjadi terdiam, tapi ia tersenyum kecil. "Begitu rupanya.... Kalau begitu, biarkan aku turun tangan untuk mengenal nya," kata Lex Luthor membuat Kinn terdiam sebentar dan seketika dia terkejut dengan perkataan Lex Luthor itu.

Di kampus, Alandra datang terburu buru, dia langsung berhenti di depan kelas dengan terengah engah menatap kelas masih beberapa orang yang datang.

Ketika Alandra datang, mereka menatap. "Alandra, kenapa berantakan sekali?" mereka menatap asik padanya, karena setiap hari Alandra di kenal di berbagai orang orang yang cari perhatian dengan nya.

Alandra menghela napas panjang karena lega dia tidak terlambat ke kelas. Tapi tiba tiba ada yang memegang bahunya membuatnya menoleh yang rupanya itu Lucky. "Yo kawan, kenapa ada di sini?" tatap Lucky pada Alandra yang menoleh.

"Hei, kenapa bernapas cepat sekali? Dan bajumu? Aku tak pernah melihat mu pakai kemeja yang agak kecil itu," Lucky menatap.

Lalu Alandra menatap bajunya. "(Baju ini.... Apakah ukuran nya memang kecil.... Apa tubuhku saja yang besar....)"

"Hei, kenapa bisu.... Sudahlah, ayo duduk sebelum dosen datang pagi," tatap Lucky merangkul Alandra dan mereka duduk di tempat berdampingan.

"Aku penasaran, cewek primadona yang naksir kamu waktu itu, apakah masih ada kabar?" tatap Lucky dengan basa basi sementara Alandra sibuk menyiapkan buku pelajaran, tapi dia mengeluarkan laptop dan membukanya, sepertinya dia sibuk akan sesuatu.

"Hei kawan, apa kau benar benar menolak nya?" Lucky kembali menatap.

". . . Aku tidak tahu, kenapa aku bisa mengalami hal itu dan bahkan, hal kemarin yang terjadi, aku benar benar tidak tahu.... Lalu nanti, aku juga tak tahu hal apa yang terjadi," kata Alandra membuat Lucky bingung.

"Apa yang kau bicarakan, memang nya apa yang baru baru ini terjadi padamu? Oh, apa ini karena gadis yang kau sukain..." tatap Lucky seketika Alandra terkejut menoleh padanya.

Tapi di sisi lain, mahasiswa dan mahasiswi yang masih ada di lobby, koridor maupun lorong kampus dan loker, mereka semua tampak terdiam dan terpelongoh pada sesuatu yang berjalan melewati mereka. Pandangan yang tak mau di lepaskan dan orang yang mereka lihat berjalan masuk ke kantor dosen.

"Siapa itu? Seperti seorang putri salju."

"Tampilan nya cantik dan imut."

--

"Hei kawan, kenapa? Ada masalah dengan gadis mu?" Lucky menatap.

Karena dia terlalu mengganggu, Alandra menatap nya tajam. "Sejak kapan aku memberitahu mu bahwa dia gadis ku?" tatapan nya tajam.

Tapi ada yang membuka pintu kelas membuat semua orang di kelas menjadi merapikan tempat mereka yang pasti ada dosen masuk.

Seorang dosen pria masuk berjalan sendirian, dia berhenti di depan kelas yang seperti stadion. "Untuk hari ini, kelas ini di isi satu mahaisiwi yang datang dari Universitas MBA," kata dosen.

Seketika semua nya terkejut. "MBA?! Bukankah itu khusus untuk pekerjaan masa depan CEO?!" semuanya langsung berbincang dengan kagum.

Tapi di sini yang bingung adalah Alandra. "(MBA.... Itu jurusan impian ku.... Kenapa dia yang dari atas menjadi turun ke Rata-rata.... Kelas ini hanya khusus untuk mata kuliah....)"

Hingga ia tahu siapa orang nya. Orang itu masuk, dengan pakaian yang begitu berteman. Mulai dari sepatu sneakers hitam putih, celana hitam panjang dan baju atasnya yang merupakan kemeja putih polos, tetapi cocok di tubuhnya, tak hanya itu, rambut putih albino dan mata biru kristal yang sangat cantik.

Semua lelaki langsung menatapnya apalagi Lucky. "(Woh.... Itu bukan nya?!!)" dia langsung menatap Alandra, tapi ia terkejut melihat ekspresi Alandra yang merupakan campur aduk dari terkejut, gemetar maupun tak tahu harus berkata apa.

"Wih, dada nya besar juga."

"Iya, kulitnya juga putih lembut."

"Tampak seperti gadis perawan," mereka langsung menggosip tentang nya, siapa lagi jika bukan Lex Luthor.

Lalu Dosen menunjuk nya dengan sopan. "Dia adalah Alexa, dia dari Universitas MBA terbesar di Jepang dan juga dia berpartisipasi untuk menjadikan kelas ini sebagai jurusan MBA, dalam pemilihan kelas berikut nya, dia yang akan menjadi panitia," kata Dosen.

Seketika semuanya terkejut senang. "Apa?! Kelas berikut nya akan di dukung olehnya?!"

"Akhirnya kita bisa berkesempatan untuk berlomba masuk ke jurusan MBA."

"Kita jadi CEO!!"

"Akhirnya ada harapan untuk kelas mata pelajaran biasa!!" mereka senang.

Tapi yang diam di sini adalah Alandra, lalu Lucky menatap nya. "Hei kawan, cewek mu keren juga," tatapnya.

Tapi siapa sangka, Alandra malah memasang wajah serius menatrap Lex Luthor yang juga menatapnya dengan tatapan begitu tenang. "(Lihat ini, aku akan membuat mu menjadi CEO ku,)" pikir Lex Luthor dengan merencanakan sesuatu.

"Baiklah, kamu boleh duduk di manapun, atau ada tempat yang ingin kau duduki?" tatap Dosen pada Lex Luthor.

Tapi Lucky langsung berdiri. "Ah, nona Cantik," dia melambai membuat semua menatapnya apalagi Alandra meliriknya dengan kepingan marah padanya.

"Kamu bisa duduk di sini, suatu keberuntungan jika kamu duduk di sini, kamu bisa duduk dengan lelaki terpintar di sini," Lucky menepuk pundak Alandra dengan keras membuat Alandra terkejut tapi dia menahan malu pada Lex Luthor.

Lucky mengambil tasnya dan duduk di tempat lain, lalu Lex Luthor berjalan mendekat ke Alandra yang hanya diam, Alandra hanya menatap ke bawah tak melihat nya.

"Psst... Sama sama," bisik Lucky membuat Alandra melirik kesal.

"Baiklah, mari aku lanjutkan materi kemarin," kata Dosen membuat semua orang membuka bukunya.

Alandra menoleh sedikit ke Lex Luthor yang hanya diam menatap dosen tanpa buku. Lalu Alandra menggeser bukunya untuk Lex Luthor membuat nya menoleh dengan bingung.

"Aku hanya membagi.... Buku," kata Alandra tanpa melihat Lex Luthor.

Tapi Lex Luthor hanya diam hingga Alandra memanggil. "Hei..."

Membuat Lex Luthor menoleh.

"Aku suka nama baru mu," tambah Alandra membuat Lex Luthor tersenyum kecil.

"Ada alasan ketika aku harus tahu kenapa kau begitu tidak senang melihat ku di sini?" Lex Luthor menatap dekat membuat Alandra terdiam.

"Aku..... Aku pikir.... Kau membenci ku setelah apa yang terjadi kemarin, aku benar benar minta maaf... Kamu tak perlu sejauh ini melakukan nya," tatapnya.

Lex Luthor malah tertawa kecil. "Pft, kau benar benar menggunakan ekspresi yang lucu... Mau temani aku setelah ini?" tatapnya.

Di sisi bangku lain, Lucky menatap mereka. "(Oh, itu memang benar, dugaan ku sungguh sangat benar.... Tapi, kenapa Alandra tampak ragu sekali.... Gadis secantik itu tentunya jangan di sia siakan,)" pikirnya dengan serius.

"Lex Luthor," Alandra memanggil pelan membuat Lex Luthor kembali menatap nya.

"Apa kau benar benar membenci ku?" tatap Alandra.

"Soal itu, kenapa aku harus membenci mu, bukankah kau tidak salah apapun, hanya saja jika ingin pergi dari tempat ku, kau harus izin dari ku, itu membuat ku sakit," tatap Lex Luthor dengan serius seketika Alandra terkejut menatapnya.

"Ka.... Kau...."

"ALANDRA!" panggil dosen menbuat Alandra langsung terkejut menatap Dosen dengan panik.

"Kerjakan soal ini," Dosen menunjuk sistem diagram keuangan.

Alandra terdiam menatap itu. "(Aku tak bisa berpikir, aku panik....)" dia gemetar.

Tapi Lex Luthor menatapnya membuat nya juga menatap. "Satu, garis miring tiga puluh satu, diagram yang menunjukan angka penurunan kualitas keuangan," tatapnya.

Seketika Alandra berwajah terkesan dengan mata yang terlihat.

"Berapa, Alandra?" tatap Dosen menunggu.

"Itu, Satu, garis miring tiga puluh satu, diagram yang menunjukan angka penurunan kualitas keuangan," dia mengulangi kalimat Lex Luthor.

Lalu Dosen terdiam dan menulis 1/3 yang artinya Alandra benar. Itu membuat Alandra lega, tapi ia mendengar Lex Luthor bicara. "Kamu tak bisa berpikir ketika panik yah.... Apakah di dekat ku bisa membuat mu panik?" tatapnya, seketika Alandra kembali gemetar diam.