"hei...! Teriak lelaki dewasa itu
Namun sayang bocah remaja ITU tidak mau mendengar nya.
"Please Om jalan dulu deh,nanti ara bayar ongkos nya."
Zain tersenyum melihat gadis incaran nya pengen kabur.ahirnya Zain pun menjalan Kan mobil nya.
Ara Yang lupa Akan wajah Zain pasti tidak mengennali nya.sudah lama keduanya tidak bertemu.
Tapi lain dengan Zain Yang Pura Pura tidak mengenal nya. Di sudut bibir Zain tersunging senyum penuh arti.
"Aha...kau maunlari kemana bocah tengik,ada saja Cara mu untuk melarikan diri Dari Ku." Senyum aneh terbit begitu saja,Zain melirik sekilas ke arah ara.
Ara menarik Napa's Dan menghembuskan pelahan.
"Terimakasih om,sudah nolongin ara."Ara tersenyum sambil menatap,kearah Zain Yang fokus dengan jalanan Di depan nya.
"Em...ok. tapi, ini tidak gratis,kau harus membayar nya.bocah"seringai Zain Di ujung bibir nya.
"Haah..'ara bayar Om ara punya duit walau tidak Banyak." Kekeh ara Masih bangga dengan Yang Yang tak seberapa itu.
Zain menatap penampilan bocah Di samping nya. Dengan serangan sekolah SMA.
"Ck ...apa guru mu tidak marah pakai baju kecil Dan pendek begitu." Tanya Zain.
"ih bawel Om ini,Sama spt bu guru jaenab" omel ara berdecak sebal.
"Jaenab."
"Ya bubuaenab selalu melarang Kami ini itu,jangan pakai baju pendek,ini apa baju bayi masih di pakai ,besok tukar pakai baju Yang sopan." Ara menurut Kan bu jaenab
Yang sedang marah marah.
Zain terkekeh.."memang kalian pantes kok kena marah,Dan kena hukum" timpal Zain Yang meberhasil membuat ara mencebik Kan bibir nya.
"Om sepertinya Aku pernah liat Om deh, tapi Di mana ya Dan kapan.aku lupa" Ara sedikit mengernyit Kan dahi. seperti sedang mengingat suatu ke jadikan.
Zain hanya tersenyum tipis saja.
Ara menatap wajah Zain Yang terlihat Kaki Dan datar.
"Apa liat liat'tegur zain' jangan bilang kamu suka Sama saya"tambah Zain lagi.
"Is kepedean banget sih Om,Aku hanya seperti pernah ketemu Sama Om kok." Gerutu ara Yang langsung memaling Kan pandangan keluar kaca mobil.
Setelah ITU kedua nya diam Dan Zain memasuki sebuah perkantoran Yang cukup Luas.
"Ayok...turun." Zain turun lebih awal ,Ara Masih duduk Di Dalam mobil bingung Ada Di mana ia sekarang.
Tok
Tok
Tok.
"Ayo keluar atau mau Aku seret" paksa Zain pada ara Yang masih tetap terdiam tidak ingin beranjak Dari kok mobil Itu.
"Tapi ini Di mana Om,kok aku di bawa ke sini." Heran ara penuh Tanya.
"Ini kantor cabang Ku Di daerah ini,ayok cepat aku ada rapat Siang ini." Dengan sedikit memaksa Zain menarik tangan ara berjalan menuju kantor nya.
Ara mengekor sedikit berlari mengikuti langkah panjang Kaki Zain.
Zain melempar Kan kunci kevsalah seorang satpam Dan satpam itu itu pun paham.
"Biasa man." "Ok Bo's siap." Parman pun menjalanksn tugas nya.
Ara hanya memperhatikan semua apa Yang ia lihat.
Sesampai nya Di depan pintu ruangan Zain, Baru Zain melepas genggaman tangan nya.
Ada Banyak Pasang Mata memandang kearah Ara.penuh dengan Rasa Heran Dan Tanya.
Ada Yang berbisik bisik Dan Ada Yang tidak perduli.
"Masuk, Araaa.. ! masuk ! Ara terjengit kanget mendengar suara Zain Yang meneriki nya Dari dalam ruangan.
"Eh iya Om." Ara Yang terkejut langsung bergegas masuk.
"Om aku pergi ya,terimakasih sudah kasih Aku tumpangan." Ara tersenyum Manis agar Di ijin Kan pergi Dari hadapan Zain.
"Enak saja mau pergi,tunggu Dan duduk diam diam Di Sana." Zain menunjuk sofa Yang Tek begitu jauh Dari meja kerja nya.
Tok
Tok
"Masuk."
"Permisi tuan ini pesanan nya." Seorang ob muda datang Dan membawa makanan cemilan Dan juga air serta Beberapa Susu Kotak kecil.
"Iya letak Kan Di Sana,terimakasih as." Zain menunjuk meja dekat sofa Di mana ara duduk.
Dengan sopan ob muda itu meletak Kan makanan Dan minuman itu Di atas meja.
"Saya permisi tuan" pamit ob Muda tersebut.
"Ok terimakasih." Tampa melihat kearah on tersebut Zain Masih sibuk memeriksa kertas kertas Yang Akan iya bawa untuk rapat Siang ini.
"Om ,...
"ssttt..."Zain menyuruh ara diam.
"Terlihat ara memanyunksn bibir nya.
"Kau makan dulu,jangan sampai kau sakit mag,Aku sibuk Banyak kerjaan.jangan ngerepiti. Aku." Ketus Zain tak ada rasa bersalah.setelah bicara seperti Itu.
Ara sangat gemas pada lelaki dewasa ini.semau nya saja Dia bicara tak pikir perasaan orang.
"Baik lah Aku nanti kabur kalau dia pergi rapat." Ancam ara Dalam hati nya.
Tak Ada gerakan apa pun dari ara hanya diam Dan mengamati seluruh ruangan kerja Zain.
Zain ya g melihat itu hanya tetsenyum tipis,hingga ara pun tidak tahu.
Satu jam sudah berlalu namun ara hanya duduk diam tak sesekali ara bersandar Dan memejamkan Mata.
Pikiran nya ntah kemana dia bingung setelah Dari sini ia mau kemana.
Zain hanya diam memperhatikan gerak gerik ara.
Ara berdiri merogoh saku rok pendek nya.ara mengeluarkan uang Yang sempat ia bawa Dari rumah tadi.lantas ara memasuki Kan kembali uang Yang hanya tiga kembar Lima puluhan.
Lantas ara duduk Dan mengetuk ngetuk kening nya.tas sekolah Yang ia bawa hanya baju dua Pasang saja.ara berpikir Akan kemana selepas ini dia pergi.ara mengaruk kepala walau tak gatal.
Zain Yang melihat itu terkekeh kecil,Zain bangkit dari duduk nya Dan duduk Di sebelah ara.
Ara Yang sedang tidak fokus pun terkejut.
"Eh Om...."
"Makan lah kau pasti lapar Kan" Zain menyodorkan Kotak makanan Yang Ber logo hoke hoke mantul.
"Ara ga kriuuukkk.....tiba tiba perut Ara berbunyi .cacing perut Ara berdemo Minta Di isi bensin.
Zain terkekeh geli.denganslu malu ara mengambil Kotak makanan itu Dan memakan nya sampai habis.
Setelah ara minum Zain pun bertanya.
" Kenapa kamu lari Dari sekolah.?" Tanya Zain.
Ara terdiam sejenak.
"Ara lari dari rumah Ara tidak mau Di jodoh Kan Sama Om Om.Ara Masih ingin sekolah tinggal beberapa minggu lagi ara Lulus Dan Ara pengen kuliah juga."
"Aneh sih masa Ada Om Om mau Sama bocil sepertibara ini.kanasih Banyak perempuan dewasa Di luar Sana " tambah ara lagi.
"Apa mungkin lelaki itu pedofil om.iihh ngeri sekali ara jadi takut." Ara bergidik ngeri.
Zain melotot mendengar Ara mengata kan Om Om itu pedofil.
"Dasar anak nakal masa Aku pedofil ganteng begini.awas saja nanti ya,Aku bikin Kamu tak berkutik." Gerutu Zain Dalam hati nya.
"Karna orang Tua mu sayang,mereka tidak mau melihat anak nya berhasil bebas." Jelas Zain pada ara.tapi ara Yang nakal tidak Akan ngerti.
"Kalau begitu apa rencana MU selanjut nya." Zain bertanya
'ara bingung Om ara cuma Ada uang 150 saja Ara pikir Ara bisa bebas selepas ara pergi Dari rumah." Lantas ara menikah pelipus nya pelan.
Zain hanya tersenyum mengejek.
"Ck... lari Dari rumah tapi bingung mau kemana,bahkan kau Belum membayar ongkos mu tadi." Desak Zain .
"Om kasih ara kerjaan dong Om sepertinya Om orang kaya." Ara menatap Zain lantas menaik turun Kan kedua alis nya.
"His....
"Em Ada tapi jadi art Di rumah Ku ."seperti nya Zain punya rencana lain.zain sedikit senang Dan seperti nya Ara sedang memikir Kan nya.
"Baik lah Ara mau art Di rumah Om.
"Ok." Lantas Zain kembali duduk dikursi kebenaran nya.
Ara mulai senang hati dengan keputusan tadi.
Zain tidak menggangu Ara lagi kini Zain sibuk dengan berkas berkas nya.
Zain ketenangan tangan nya Karna otot otot nya Yang pegal.
Zain melirik kearah sofa terlihat ara sudah tertidur dengan Pulas nya.
Tok
tok
"Bos sudah Di tunggu Di ruangan rapat."
"Ok ayok."
Zain mengemas fail fail Di atas meja nya Dan Dan memberikan tas kerja nya pada asisten nya budi.
Zain menutup pintu Dan mengunci nya.
Zain melaku Kan pertemuan kerja sama dengan pendagang pedagang kecil. untuk memajukan perniagaan orang orang kecil. Dan melaku Kan rapat rutin perusahaan nya sendiri.
Dua jam sudah Zain melaku Kan rapat.keluar Dari ruangan rapat Dan langsung menuju ruangan nya.
Zain pun membuka kunci Dan masuk ke ruangan nya,ternyata Ara Masih tertidur dengan nyenyak nya.
"Wah memang kebo Dia ni." Zain terkekeh Zain menatap wajah tenang ,imut,Dan mengemas Kan itu. lucu bikin gemes,"cup...,Zain mengecup bibir Ara sekilas. Dan kembali ke meja kerja nya.
30 menit kemudian.
"Eehh.....ara mengeliat Kan badan nya.
Next 💋 💋 💋 💋 💋