Chereads / Lembah Rahasia di Ujung Dunia / Chapter 3 - Bab 2: Harta Karun

Chapter 3 - Bab 2: Harta Karun

Langit malam Talang berhiaskan bintang-bintang yang berkilauan, seakan memberikan restu pada rencana besar yang sedang disusun oleh Lila dan Ardi. Mereka berdua duduk di ruang bawah tanah rumah Ardi, yang juga berfungsi sebagai ruang kerja bagi pemuda itu. Dindingnya dipenuhi rak buku yang sesak dengan berbagai koleksi sejarah, peta kuno, dan artefak-artefak aneh yang dikumpulkan Ardi selama bertahun-tahun.

Di atas meja kayu yang usang, peta kuno milik kakek Lila terhampar, dengan beberapa lilin yang menerangi simbol-simbol misterius di atasnya. Ardi sedang sibuk membolak-balik halaman-halaman buku tebal yang terlihat sudah usang, berusaha mencari informasi lebih lanjut tentang peta tersebut.

"Aku menemukannya!" seru Ardi tiba-tiba, suaranya penuh antusiasme. Lila, yang sejak tadi hanya diam memperhatikan, segera menoleh.

"Apa yang kau temukan?" tanyanya, merasa bahwa sesuatu yang penting akan terungkap.

Ardi menoleh ke arah Lila, sambil menunjukkan sebuah gambar dari buku yang sedang dibacanya. "Ini," katanya, menunjuk pada sebuah gambar yang tampak mirip dengan simbol di peta kakek Lila. "Ini adalah lambang dari Harta Karun Agung—harta yang konon tersembunyi di lembah itu."

"Harta Karun Agung?" Lila mengulang, bingung namun juga tertarik.

Ardi mengangguk sambil tersenyum kecil, "Menurut legenda, harta karun ini bukan sekadar emas dan permata, tapi sesuatu yang jauh lebih berharga. Dikatakan bahwa di lembah tersebut tersembunyi sebuah artefak kuno yang memiliki kekuatan untuk mengubah nasib dunia—entah itu membawa kedamaian abadi, atau kehancuran yang tak terelakkan."

Lila menelan ludah, merasa dadanya berdegup lebih kencang. "Apa kau yakin ini benar? Maksudku, ini seperti sesuatu yang hanya ada dalam dongeng."

"Tentu saja aku tidak sepenuhnya yakin," jawab Ardi, kali ini dengan nada yang lebih tenang. "Tapi bukti-bukti yang kita miliki sejauh ini menunjukkan bahwa lembah itu ada, dan jika benar kakekmu pergi mencarinya, maka pasti ada sesuatu yang sangat penting di sana. Sesuatu yang membuatnya meninggalkan segalanya."

Lila terdiam sejenak, memikirkan apa yang baru saja dikatakan Ardi. Mungkin inilah alasan mengapa mimpinya selalu berputar di sekitar lembah itu. Mungkin ada takdir yang mengikatnya untuk menemukan harta karun ini, atau mungkin untuk menyelesaikan apa yang telah dimulai oleh kakeknya.

"Apa yang harus kita lakukan sekarang?" tanya Lila akhirnya, merasa bahwa tak ada jalan lain selain maju.

"Kita harus mempersiapkan diri dengan baik," jawab Ardi sambil menutup bukunya. "Jika legenda ini benar, maka perjalanan kita tidak akan mudah. Lembah itu mungkin dilindungi oleh jebakan kuno, makhluk-makhluk yang tak kita ketahui, atau bahkan hal-hal yang lebih berbahaya."

Malam itu, Lila dan Ardi mulai merencanakan ekspedisi mereka dengan cermat. Mereka membuat daftar persediaan yang dibutuhkan, mempelajari jalur-jalur yang mungkin akan mereka lalui, dan mendiskusikan segala kemungkinan yang bisa terjadi.

Setiap detail penting mereka pikirkan, mulai dari makanan, pakaian, hingga alat-alat yang mungkin mereka perlukan untuk menghadapi berbagai rintangan. Ardi juga mengusulkan untuk membawa beberapa peralatan khusus dari koleksinya, seperti pisau kuno yang dipercaya memiliki kekuatan magis, serta kompas khusus yang mampu menunjukkan arah yang sebenarnya meskipun medan magnet di sekitar terganggu.

"Aku akan mengambil beberapa buku lagi tentang jebakan kuno dan arsitektur lama," kata Ardi sambil berjalan menuju rak bukunya. "Ini mungkin berguna saat kita mencoba menavigasi lembah itu."

Sementara Ardi sibuk, Lila memandangi peta di hadapannya dengan penuh perhatian. Di pikirannya, terlintas bayangan kakeknya, seorang pria tua yang selalu mengajaknya berpetualang di hutan ketika dia masih kecil. Kakeknya adalah sosok yang penuh semangat dan cerita, seseorang yang selalu percaya pada keajaiban dunia ini. Sekarang, Lila merasa bahwa semangat itu telah diwariskan kepadanya, dan dia tak ingin menyia-nyiakan kesempatan ini.

Namun, di balik semua semangat dan keberanian yang dia rasakan, ada juga ketakutan. Ketakutan akan apa yang mungkin mereka temui di lembah itu, ketakutan akan apa yang mungkin terjadi pada mereka, dan terutama, ketakutan bahwa mereka mungkin tidak akan menemukan kakeknya lagi.

Setelah beberapa saat, Ardi kembali dengan beberapa buku di tangannya. Dia meletakkannya di meja dan menatap Lila dengan ekspresi penuh keyakinan.

"Kita akan baik-baik saja, Lila," katanya, seolah bisa membaca pikiran sahabatnya. "Apa pun yang terjadi, kita akan menghadapinya bersama."

Lila tersenyum tipis, merasa sedikit lega. "Kau benar, Ardi. Ini adalah petualangan kita, dan kita akan menyelesaikannya bersama."

Malam itu berlalu dengan cepat saat mereka terus merencanakan, berdiskusi, dan menguatkan tekad mereka. Meskipun banyak hal yang masih tidak pasti, satu hal yang jelas: mereka berdua siap untuk menghadapi apa pun yang menanti mereka di Lembah Rahasia, dan menemukan Harta Karun Agung yang mungkin bisa mengubah segalanya.

Dan saat fajar menyingsing, dengan tas yang sudah penuh dengan persediaan, peta kuno di tangan, dan keberanian yang menyala di hati mereka, Lila dan Ardi siap memulai perjalanan terbesar dalam hidup mereka.