Amelie gelisah dengan amplop mengkilap berbentuk persegi panjang di tangannya, masih enggan membukanya.
Surat itu diantar ke dia oleh jasa pengiriman privat pagi ini dan dia langsung tahu apa isinya -- sebuah undangan pernikahan. Pernikahan Richard.
'Tidak bisa percaya dia berani mengundang Liam dan aku sekaligus. Tidak tahu malu. Dan pernikahannya di Paris segala. Upaya kekanak-kanakannya untuk menyindir aku hanya terus membuatku kecewa.'
Dia menghela napas, mengernyitkan dahi, dan akhirnya membuka amplop itu, mengambil selembar plastik mengkilap putih, dihiasi dengan renda putih yang elegan dan mutiara miniatur putih halus yang disusun dalam pola bunga kecil.
'Mutiara,' pikiran pahit menyambar dalam benaknya, 'Aku pikir wanita itu akan memaksanya untuk melapisi undangan dengan berlian. Lagi pula, rasanya definisi seleranya adalah 'uang'.'