Dia menarik palu besi mendekati wajahnya, menyeret Avery dengan kekuatan itu sebelum menendang yang terakhir menjauh dengan kakinya.
Dengan gerakan cepat, dia bangkit dari tanah, mengangkangi Avery, dan menghantam kepala Avery dengan palu besi berkali-kali hingga yang terakhir berhenti bernapas.
Meskipun Anastasia bisa merasakan bahwa Avery telah menghembuskan nafas terakhirnya, amarahnya tidak mau mereda. Dia mengayunkan palu besi itu lagi dan lagi, suara menjijikkan logam yang menabrak daging bergema di udara. Darah menggenang di bawah tubuh yang tak bernyawa dari Avery, tapi Anastasia tidak bisa berhenti. Setiap pukulan adalah pelepasan ketakutan, rasa sakit, dan ketidakberdayaan yang telah dia alami selama berbulan-bulan.
Tiba-tiba, sebuah kekuatan yang kuat menggenggamnya dari belakang, menjauhkannya dari tempat kejadian. Palu besi itu terjatuh ke tanah saat dia ditarik mundur, tubuhnya gemetar karena adrenalin dan kelelahan.
