"Apa yang sedang kamu lakukan di sini, Ayah?" Allison menanyai Pak Quinn, ayahnya, yang tampak tidak bisa duduk dengan tenang di sofa tanpa gelisah.
"Allison," pria paruh baya itu berdiri tergesa-gesa saat melihatnya. "Allison, kamu harus membantuku."
Allison mengarahkan pandangannya ke arah ibu dan saudara perempuannya. "Kenapa Ibu membiarkan dia masuk ke rumah, Ibu? Ibu lebih dari siapapun tahu pria ini tidak seharusnya berada di sini setelah semua yang sudah dia lakukan," tanyanya.
Pak Quinn, seorang pria di akhir empat puluhan, memiliki jenggot yang begitu tidak terawat sehingga siapapun akan mengira dia datang dari hutan. Pakaianya bernoda lumpur yang Allison tidak tahu dari mana asalnya. Bagaimanapun, dia tidak peduli karena dia tidak ingin tahu.
Yang dia inginkan hanyalah agar dia keluar dari rumahnya.
"Allison, sayang, dia ayahmu," Bu Quinn, mengingatkan.
"Saya tidak peduli," bisiknya tajam.