```
Yanyan terbangun dan kondisinya mulai membaik.
Dia bisa makan dan minum, bahkan membuat panggilan telepon sehari setelah terbangun.
Saya terasa begitu tersumbat sampai rasanya bulu-bulu saya ingin meledak, dan perut saya bergemuruh karena lapar.
Waktu makan siang telah lama berlalu, dan pada saat saya kembali ke Rumah Keluarga Sang, bahkan sisa-sisanya pun tidak akan ada.
Perut saya bergemuruh keras seperti drum, begitu keras sampai Sang Qi pun bisa mendengarnya.
"Ada sup," dia menunjuk ke termos yang ada di kursi belakang.
Meskipun saya mati kelaparan, saya tidak akan makan sesuatu yang dia siapkan untuk wanita lain.
Saya tersenyum padanya, "Saya tidak akan meminumnya."
"Sup ayam rebus dong quai."
"Wanita hamil seharusnya kurang minum jamu, saya tidak butuh penguat."
"Lalu hentikan perutmu dari gemuruh, itu berisik."
"Saya tidak bisa mengendalikannya."