Gelanggang tinju ini sangat luas, dengan panggung pusat yang membentang hingga dua hingga tiga ratus meter persegi. Kursi penonton mengelilingi semua sisi, disusun dalam tingkatan yang meningkat sehingga memastikan setiap penonton memiliki pandangan yang jelas ke panggung. Selain itu, empat layar besar tergantung tepat di atas panggung, menyiarkan aksi secara langsung untuk memastikan bahkan mereka yang duduk di barisan paling belakang dapat menyaksikan kontes saat itu terjadi.
Hingga saat ini, arena telah meledak menjadi sebuah kompetisi brutal.
Kompetisi penting seperti ini tidak pernah dikenal dengan istilah belas kasihan.
Di atas medan pertempuran, dua seniman bela diri tampak gila-gilaan dan buas, haus darah dan penuh kekerasan.
Namun, dalam pandangan Guo Yi, orang-orang ini tidak lain hanyalah orang yang biasa-biasa saja.