Hera, mungkin mengingat reaksinya sebelumnya, tersenyum malu-malu saat wajahnya sekali lagi memerah. Dia segera mencegah Leo menjelaskan lebih lanjut, khawatir dia mungkin menyebutkan namanya lagi. "Baiklah, baiklah, aku akan percaya kamu kali ini," katanya, sambil mengalihkan pandangannya. Sementara itu, Leo tersenyum bahagia.
"Lalu, apakah kamu akan menerima pembayaran balasku?" Leo bertanya dengan nakal. Sekarang kesempatan telah terbentang, dia bertekad untuk tidak membiarkannya lepas. Dia melihat kecelakaan ini sebagai kesempatan untuk mengamankan tempat di hati Hera. Mereka bukan lagi orang asing; mereka adalah kekasih yang tidak resmi, lebih dekat dari pada pria utama lain yang pernah mendekatinya. Matanya berubah menjadi sepasang bulan sabit saat dia dengan bersemangat menantikan jawaban Hera.