Chapter 90 - Bab 90 Maaf?

Zen mencibir. "Jadi, dia dengan murah hati membagikan makanannya yang satu-satunya kepada semua orang di api unggun tadi, lalu apa? Supaya dia bisa lepas bebas di makanan kita?"

"Ayo dong, itu tidak sopan. Anda bisa sedikit lebih mempertimbangkan. Dia tidak punya apa-apa lagi untuk dimakan," ujar peserta lain menegur.

"Lalu mengapa kamu tidak membagikan beberapa persediaan yang kamu miliki padanya, hmm?" Zen menambahkan dengan nada sarkastis.

"Saya hanya memiliki beberapa potong roti," akunya, suaranya melemah saat dia menundukkan kepalanya.

"Lalu mengapa kamu tidak naik gunung untuk mencari makanan jika kamu tidak memiliki cukup?" Hera menyela santai, mengunyah makanannya seolah-olah percakapan itu tidak lebih dari sekedar diskusi biasa. "Bukankah Direktur menyebutkan bahwa kita bisa naik gunung untuk mencari apa saja sehingga kita bisa bertahan sampai besok?"

This is the end of Part One, download Chereads app to continue:

DOWNLOAD APP FOR FREEVIEW OTHER BOOKS