SUDUT PANDANG JASMINE
Saya segera turun ke kakiku.
"Anda dapat menghukum saya dengan cara apa pun yang Anda inginkan." Kataku padanya.
Jantungku berdegup sangat kencang, rasanya seperti mau melompat keluar dari dada.
"Tapi tolong jangan ganggu danau itu." Aku memohon, berani menatap wajahnya lagi.
Bagaimana bisa aku menjelaskan padanya bahwa saya takut kehilangan danau itu karena apa yang telah terjadi padaku di rumah?
Bagaimana keluargaku telah menghancurkan satu-satunya hal yang kusayangi dan aku menyaksikannya terbakar menjadi abu.
Seluruh tempat hancur.
Saya tidak bisa mengalami trauma itu lagi.
"Kita akan membicarakan ini nanti." Dia berkata dengan nada terluka dan teriritasi. "Bangun."
Saya melakukan seperti yang diperintahkan.
"Maaf telah terlibat dalam ini. Saya akan pulang sendiri." Saya meminta maaf dan mulai pergi ketika dia meraih saya dan menarik saya ke arahnya.