Matt kembali ke apartemen dengan hati hancur.
Dia tidak menyangka bahwa dia akan kehilangan semua rencana pensiun dini karena perjanjian pranikah dihapuskan.
Dia juga tidak menyangka Kate bisa SEjahat itu. Dia terbiasa melihat Kate yang penurut dan taat, yang tidak akan membantahnya.
"Hidup memang tidak adil untukku," gumam Matt, menendang sepatunya secara acak dan mengambil sekaleng Cola di kulkas.
Dia duduk di sofa dan menatap kosong ke TV yang belum dia nyalakan.
Dia tidak ingin menyalakannya karena mungkin harus membayar tagihan listrik sebelum dia pergi, dan dia tidak punya uang lagi sekarang. Lebih baik dia berkemas dan kembali ke kampung halamannya karena Kate sudah menyiapkan surat pemberitahuan pengusiran.
"Ah, ini menyebalkan," kata Matt. Dia meminum Cola sebelum mengeluarkan ponselnya dari sakunya. Ada tiga panggilan tak terjawab dari Ibunya. Dia mungkin senang tentang uang yang dia akan dapat dengan perjanjian pranikah.
Matt tersenyum pahit.
