"Oh?" Suasana hati Henry mereda ketika dia mendengar kabar baik itu. Dia telah begitu sibuk dengan pekerjaan hingga kehilangan rasa waktu. Dia tidak sadar bahwa sudah seminggu sejak Kate pergi.
Yang dia ingat hanyalah dia merasa sangat kesepian tanpa melihatnya dan terus menerus meneleponnya setiap malam, hanya untuk melihat kecantikannya yang menawan sebelum menyerahkan dirinya di atas tempat tidurnya.
"Apakah kamu sudah memesan penerbanganku, Mai?" tanya Henry.
"Ya, Tuan. Saya sudah memesan penerbangan Anda ke Kanada. Yang perlu Anda lakukan hanyalah pergi ke bandara sebelum jam sepuluh, karena penerbangan Anda tepat jam sebelas."
"Mengerti," Henry mengangguk. Dia senang akhirnya bisa meninggalkan jalang itu di padang gurun beku itu setelah menahan segala omong kosongnya selama seminggu penuh. Dia begitu menyebalkan hingga Henry berharap dia bisa melemparnya keluar jendela agar dia mati seperti tikus terlindas.