Anastasia ingin mengubur dirinya di tanah, tetapi hal itu akan segera terjadi, berkat Pangeran Aiden yang mengenali dirinya. Jantungnya berdegup begitu kencang sehingga ia tak bisa mendengar suara lain di telinganya, dan dia merasa telapak tangannya berkeringat.
Sebagai pelayan, dia berharap pangeran ketiga tidak akan mempedulikannya ketika ada wanita yang memakai gaun mewah dan menghiasi diri dengan permata di leher atau telinga mereka.
"Di mana?!" Sang Ratu Ibu berkata keras, berbalik menatap ke arah yang berlawanan dengan yang lain.
Anastasia dengan cepat menggelengkan kepala ke Pangeran Aiden dengan raut wajah yang terlihat ngeri. Dia ingin dia tetap diam sehingga dia bisa mempertahankan lehernya.
"Saya tidak melihatnya," Putri Niyasa bergumam sebelum melihat kembali ke arah kakaknya dengan tanda tanya di matanya. "Dia di mana?"
Bahkan Sang Ratu Ibu juga menoleh ke arah cucunya, menunggu penjelasan dari dia. Pangeran Aiden tertawa, melambaikan tangannya, sebelum berkata,