Saya memeluk Yasmin lebih dekat kepadaku, sangat senang akhirnya bisa melihat wajah yang familiar. Seseorang yang mengenali saya dan adalah teman bukan musuh. Yasmin menjauh dariku untuk melihat wajahku. Dia menyisirkan rambut dari wajahku lalu menatapku dengan tatapan sedih.
"Arianne, aku sangat minta maaf, aku benar-benar minta maaf." Dia meminta maaf, air mata sudah mengalir di wajahnya. "Aku tidak ingin melakukannya! Aku sungguh tidak ingin! Tapi aku tidak seharusnya dan..."
Aku menggeleng kepadanya, memotong pembicaraannya. "Tidak Yasmin, jangan minta maaf."
"Bagaimana kamu bisa berkata begitu?" Yasmin bertanya dengan tatapan tidak percaya pasti bertanya-tanya mengapa saya tidak marah padanya.