Keringat mengalir di alis dan melapisi kulitku saat aku mengelak serangan Kiran di lapangan latihan kali ini. Tulang-tulangku mulai terasa sakit saat aku mencoba menangkis setiap pukulan dari pedang kayunya. Pergelangan tanganku mulai sakit meskipun Kiran sudah memastikan aku mendapatkan pedang kayu yang ukurannya pas untukku, tapi aku lelah. Aku sangat lelah dan ini membuat seranganku menjadi buruk.
Tak lama kemudian Kiran menggunakan pedangnya untuk memukul punggung kaki kiriku sehingga aku terjatuh dengan lutut menyentuh tanah. Lalu dia menodongkan pedangnya kepadaku, "Mati."
Aku terengah-engah saat meraih pedangku yang tergeletak beberapa kaki dariku di tanah, "Lagi." kataku sambil mendorong diriku untuk bangkit lagi.
"Apa?" Kiran melihatku seolah-olah aku gila, "Ini sudah yang kesepuluh kali Arianne, aku pikir kamu harus istirahat."
Aku mengacungkan pedangku, "Aku tidak lelah, kita lanjut."
Kiran menghela napas lelah. "Kita tidak akan melakukan ini lagi Arianne."