Lucian menatap pintu yang telah ia patahkan dan mencabut sebagian pintu serta mengambil kayu dari sana. Menggunakan pakaian para penyerang yang terbunuh, ia menuangkan alkohol ke dalamnya dan menggunakan tangannya untuk menciptakan nyala api kecil untuk menyalakan obor ketika ia mendengar suara keras dari kamar.
Rasa seolah sesuatu meledak secara mendadak.
Mata Lucian membelalak dan dia berlari kembali hanya untuk menemukan sebuah mayat di lantai. Darah bertebaran di sekitar lantai sambil menutupi gadis yang berdiri di depannya.
Seolah-olah lebih dari seratus lubang telah dibuat di tubuh tersebut. Darah mengalir keluar dari setiap lubang hingga tidak bisa dikenali apakah itu manusia atau bukan.