Ileus ingin segera bangun dan berlari ke Vilinski, tapi bagaimana mungkin ia menunjukkan bahwa dia begitu putus asa. Tapi memang begitu. Sangat putus asa. "Bagaimana... denganmu?" tanya dia dengan nada yang ia pikir santai.
Adrianna menggelengkan kepala dan tertawa kecil. "Kami akan datang minggu depan. Ada banyak yang harus dilakukan di sini."
"I see…" Ileus mengangguk setuju.
Adrianna mengambil cangkirnya dan berkata, "Andai aku bisa sebebas kamu wahai pangeran kecil. Andai aku tidak punya beban mengurus kerajaan—baik aku maupun ayahmu."
Ileus mengecilkan diri. Dia tahu itu sindiran pada perilakunya. Dia menggaruk kepalanya. "Setelah aku pulang dari Vilinski dengan Anastasia, aku akan mulai menghadiri sidang istana secara rutin."
"Oh!" Adrianna menyeruput tehnya. "Itu akan menjadi sebuah keajaiban."
Ileus menggigit bagian dalam pipinya. Dia tahu bahwa percakapan ini hanya akan memburuk jika dia tetap di sini satu menit lagi, jadi dia mulai beranjak bangun.
