Rekomendasi musik: Saljunaga— Jordy Chandra.
Elise yakin bahwa dia tidak akan pernah membunuh Ian dalam situasi apapun. Dia percaya akan hal tersebut karena tidak pernah ada alasan bagi dia untuk membunuh orang yang dicintainya dengan seluruh jiwanya serta keberadaannya.
Namun kini, dia menyadari apa arti dari takdir.
Ketika satu jalur telah ditentukan oleh takdir, tidak ada seorang pun yang bisa melawannya.
Seperti sekarang, dimana tangannya tertancap di daging Ian.
Air mata terus menetes dari matanya. Kelopak mata Elise terasa sangat perih ketika tumpukan air mata berikutnya keluar dari matanya yang biru. Walau dia bisa menahan rasa sakit itu, rasa perih tersebut menjadi semakin terasa karena menyadarkannya bahwa ini bukan mimpi melainkan realita.
"Shush," Ian terus menenangkannya. "Tidak apa-apa. Aku yakin ini tidak berarti, lukaku akan sembuh perlahan tapi tidak seharusnya terjadi sesuatu padaku."
