```
Setelah mendengar suara itu, Alex menoleh dan begitu juga Elise untuk melihat dua pemuda yang baru saja datang dari arah berlawanan tempat pembantu tadi menghilang sebentar. Keduanya mengenakan seragam khusus dari Gereja, seragam yang selalu dikagumi Elise dan dibacanya di bukunya. Kedua pemuda tersebut memiliki wajah yang menawan, yang satu terlihat sangat manusiawi dengan rambut abu-abu dan mata biru tua sedangkan orang yang berdiri di sebelah kirinya memiliki rambut cokelat muda ikal dengan sisi yang disapu bersih dan sepasang mata merah terang hampir mirip dengan mata Ian.
"Saya kira Anda sudah mengenalnya, bukan begitu Tuanku Ian?" Alex tiba-tiba menyuarakan nada keras dan berbicara secara formal. Elise tidak menyuarakan rasa ingin tahunya tetapi dia menebak bahwa Alex harus melakukan itu demi citra Ian sebagai Tuanku yang berstatus lebih tinggi karena berbicara dengan Tuanku secara informal dapat dianggap sebagai perilaku yang tidak sopan.