Maroon menarik karung berat yang dari taman dengan mudah. Matanya terlihat tumpul dan pasif ketika dia melihat sebuah bungkusan kuning bersembunyi di belakang dinding dan matanya menyipit untuk mengingat itu pasti anak ayam yang terus membuat istana semakin berantakan. Belum lagi, anak ayam itu sempat mengumpatinya. Namun, dia memiliki urusan yang harus diurus, memutuskan untuk mengabaikan anak ayam selama tidak menimbulkan masalah.
Dia terus menarik karung ketika seorang pembantu mendekatinya. Wanita itu pertama-tama melihat ekspresinya dan melihat bagaimana dia tidak menunjukkan perubahan ekspresi dan hanya menatapnya sekali saat dia berhenti yang hanya membuat pembantu itu semakin jengkel dan dia merasakan keringat membasahi dahinya dari ketajaman tatapan Maroon.