"Aku akan menikah denganmu, Abigail," katanya dan Abi merasa seolah darahnya tersedot habis. Jantungnya berdegup tak beraturan dan bibir bawahnya mulai gemetar.
Lalu, matanya berkaca-kaca dan air mata mulai mengalir dari matanya. Dia menundukkan kepala saat ia menghapus air matanya, namun air mata itu tak kunjung berhenti mengalir. Apakah ini air mata kebahagiaan? Tapi mengapa hatinya terasa sakit dalam waktu yang bersamaan?
Keinginan terbesarnya akan terkabul. Dia telah menerima bahwa keinginan itu akan tetap menjadi mimpi yang akan terkubur bersamanya suatu hari nanti. Dia pikir itu hanya akan terjadi dalam mimpinya, namun di sini dia, mengatakan kepadanya bahwa dia akan mewujudkannya dalam kenyataan.
Abi merasa senang, sangat senang hingga ia tidak bisa mengungkapkannya dengan kata-kata. Tapi dia juga takut, sangat takut, dan dia tidak tahu mengapa. Apakah dia takut untuk Alex?
