Abi tidak bisa melepaskan pandangannya dari Alex. Raut wajah itu yang penuh dengan rasa sakit bercampur kesenangan dan ekspresi tanpa inhibisinya sangat intens sehingga Abi terpesona. Ia merasa dirinya menjadi panas hanya dengan melihat ekspresi di wajahnya.
Tangan Alex di lehernya berpindah ke wajahnya ketika ia menatap ke atas, masih terengah-engah. Ia mengelus pipinya dengan punggung jari sebelum ia menutup matanya dan mengambil beberapa napas dalam.
Menyadari bahwa Abi seperti terbius, ia tidak bisa tidak tersenyum dalam hati. Ia tidak percaya apa yang baru saja ia lakukan dan… yang lebih parah lagi adalah ia tidak bisa puas. Ia menginginkannya!
Menghela napas dalam lagi, Alex memakai jubahnya dan mengangkatnya.
"Adikku baik-baik saja sekarang. Jadi pergilah dan istirahatlah," ujarnya saat ia berjalan menuju tangga sambil menggendongnya.
Setelah beberapa saat, Abi akhirnya kembali ke kesadarannya dan menatap ke arahnya.