Di dalam apartemen mewah Kelly, kedua gadis itu menghabiskan waktu mereka untuk semua persiapan. Abigail cukup kewalahan dengan semua yang Kelly lakukan padanya, tapi dia tidak bisa protes atau mengeluh. Lagi pula, dia memang meminta bantuan.
Sudah lewat tengah hari ketika mereka tiba-tiba menerima sebuah paket. Abi adalah penerima paket itu, tetapi tidak ada nama di kotak itu untuk menunjukkan siapa pengirimnya. Satu-satunya hal yang ada di sana adalah alamat, yang merupakan alamat toko desainer paling mewah di kota itu.
Mereka hati-hati membuka kotak itu, dan ketika mereka mengangkat tutupnya, Abi dan Kelly tidak bisa menahan napas melihat isinya. Di dalam kotak besar itu terdapat gaun malam yang sangat indah, berkilauan dengan manik-manik perak dan biru yang melapisinya. Gaun model off-the-shoulder, v-neck, dan mermaid itu terasa sangat mewah saat disentuh sehingga dia tidak bisa menahan diri untuk tidak mengusapnya dengan jari-jarinya. Ada juga topeng pesta berkostum biru dan perak yang sesuai, sebuah kotak beludru, dan sepatu hak tinggi!
"Ya Tuhan! Gaun itu pasti buatan desainer! Dan perhiasan serta sepatu ini, ya ampun! Siapa sih ikan besar yang kamu dapatkan ini, huh? Abi? Aku sudah bisa bilang kalau pria ini jauh lebih kaya daripada aku!"
"B-benarkah?" Itu saja jawaban Abi.
"Abi, aku tahu pesta yang akan kamu hadiri ini bukan pesta biasa. Maksudku, pakaian ini dimaksudkan untuk pesta kelas atas, dan dengan topeng pesta berkostum juga! Aku tidak berbohong. Aku cukup khawatir tentangmu... apa kamu yakin ingin melakukan ini?" Kelly memegang bahunya dengan kuat saat dia mencoba menilai reaksi temannya. Dia terlihat seolah akan mulai mencegah Abi, atau bahkan mencoba menghentikannya, jika dia melihat sedikit saja keraguan di matanya.
Tetapi keputusan Abigail sudah bulat, dan Kelly sama sekali tidak melihat rasa takut atau keraguan atau keragu-raguan di mata temannya, sehingga dia langsung menyerah. Dia belum pernah melihat ketegasannya seperti itu dalam mata Abi sebelumnya. Bahkan terlihat seolah ini adalah situasi 'sekarang atau tidak sama sekali' baginya.
"Baiklah, kalau begitu… Abi, ayo mulai!" Kelly akhirnya rileks dan akhirnya, dia mulai menciptakan keajaiban.
Sudah lewat pukul tujuh malam ketika semuanya selesai.
"Ya Tuhan, Abigail! Lihat betapa cantiknya kamu! Sekarang kamu adalah wanita paling cantik di planet ini yang pernah kulihat dengan mata kepalaku sendiri!" Kelly terus memuji, berkeliling mengitari Abi lagi dan lagi. Tetapi Abi mengerti reaksinya, karena bahkan dia sendiri terkejut saat melihat dirinya di cermin.
"Terima kasih banyak, Kelly. Aku benar-benar tidak bisa cukup berterima kasih atas ini." kata Abi.
"Ah… Ini semua kamu dan gaun itu, oke? Aku bahkan tidak memakaikan banyak makeup pada kamu. Aku hanya menata rambutmu dan memakaikan gaun cantik itu dan itulah yang mengungkap kecantikan alamimu. Uh! Aku sangat cemburu pada Mr. Qinn ini. Dia benar-benar beruntung, sialan itu!"
Abi tertawa. "Hei, jangan bicara seperti itu. Aku yakin kamu tidak akan bisa bilang begitu saat kamu melihatnya."
"Tidak, tidak, tidak… Aku masih percaya bahwa dia adalah orang yang beruntung tidak peduli seberapa tampan dia!"
Dan dengan itu, saatnya dia pergi.
Kelly menemaninya ke pintu masuk. Dia sejujurnya mulai sedikit gugup melepas teman cantik dan polosnya ini pergi dengan seseorang yang belum pernah dia temui, tetapi Abi-nya sudah dewasa sekarang. Lagipula, dia berjanji akan meneleponnya jika ada apa-apa.
Sebuah Lamborghini hitam edisi terbatas berhenti di depan mereka, dan Kelly sekali lagi tercengang. Lagi pula, mobil ini adalah mobil impian dia, yang gagal dia beli karena orang lain yang lebih kaya dan berkuasa mendapatkannya lebih dulu.
Seorang pria turun, dan mata Kelly langsung menyempit. Ketika Abi melangkah ke arahnya, Kelly tiba-tiba menariknya kembali.
"T-tunggu, Abi. Jangan bilang bahwa pria itu adalah Mr. Qinn yang kamu bicarakan?" dia bertanya dengan mata terbelalak, sambil menunjuk pria itu dengan jari telunjuknya.
Abi mengerjapkan mata ke arahnya saat dia menggelengkan kepala. "Tidak, dia adalah teman Mr."));
pKelly terlihat sangat terkejut. Dia mendekati Abi dan berbisik di telinganya. "Abi… pria itu… pria itu adalah seorang pangeran! Dan dia yang diutus untuk menjemputmu?! Siapa sih Mr. Qinn-mu sampai dia bisa memerintah seorang pangeran untuk menjemputmu?" Kelly jelas terguncang, dan dia tidak terlihat bercanda sama sekali!
"Pangeran? Maksudmu, pangeran dari industri hiburan atau dunia bisnis atau apa?"
"Tidak! Dia pangeran yang sebenarnya, Abi! Pria itu adalah seorang pangeran kerajaan!"
Kerutan muncul di dahi Abi dan dia hendak meminta lebih banyak rincian ketika pria itu memanggilnya. "Nona Lee?"
Ketika Abi mengangguk, pria itu terlihat bengong sejenak saat menatapnya.
"Oh… Hampir saja aku tidak mengenalimu." dia berkata sambil tersenyum. "Apa kita bisa berangkat sekarang, Nona?"
Abi berbalik ke arah Kelly yang masih tercengang. "Kelly, aku akan pergi sekarang. Aku akan meneleponmu, oke?" Dia lalu berjalan menuju mobil saat Kelly akhirnya tersadar.
"Tunggu, uh…" Kelly menatap Mr. Black Leather Jacket. "Anda adalah Pangeran Kai, kan?" dia bertanya, dan mata Mr. Black Leather Jacket membulat terkejut. Malah dia segera melihat sekeliling untuk memastikan tak ada orang lain yang mendengar. Ketika dia melihat tidak ada orang disekitar, dia tersenyum pada Kelly. Tampaknya dia tidak menyangka ada orang yang mengenalinya.
"Anda teman Nona Lee? Jangan khawatir tentangnya, dia akan di tangan yang baik," pria itu meyakinkan, dan tanpa menjawab pertanyaan Kelly, dia masuk ke dalam mobil.
Kelly tertinggal berdiri di depan, benar-benar tercengang, hanya menatap mobil yang menjauh itu.