Lucian duduk di taman rumah barunya. Betapa panjang perjalanan untuk akhirnya tiba di tempat ini dan meninggalkan rakyat serta kerajaannya dalam tangan yang aman. Ia tidak pernah berpikir bahwa ia akan merindukan kehidupan itu, tetapi ternyata ia merindukannya sedikit. Mungkin karena ia sudah begitu terbiasa dengannya.
Sibuk sepanjang hari dan malam, menghabiskan waktu dengan para pria dan berkeliling rumah di mana ia tumbuh dan tempat Surganya besar, tempat ia menciptakan banyak kenangan indah bersama keluarganya, memang sesuatu yang rupanya sangat dirindukannya. Dan ia telah merindukan putrinya serta cucu-cucunya juga.
