Putri Heaven sangat gugup untuk memberitahu orang tuanya tentang kehamilannya. Emosinya terus berfluktuasi antara gembira dan gugup. Merasa malu, ia pergi ke kamar orang tuanya. Ia berharap hanya menemukan ibunya. Ia akan merasa lebih nyaman jika memberi tahu ibunya terlebih dahulu.
Seperti yang ia harapkan, hanya ibunya yang ada di kamar itu. "Selamat pagi, ibu," sapa dia, merasa ada seribu kupu-kupu di perutnya.
"Selamat pagi." Ibunya tersenyum sambil sarapan di kamarnya hari ini.
"Apakah ayah sibuk dengan perang?" tanya dia.
Ibunya mengangguk.
Putri Heaven duduk bersama ibunya.
"Apakah kamu sudah makan?" tanya ibunya.
"Aku akan segera. Aku hanya ingin memberitahumu sesuatu terlebih dahulu." Kupu-kupu di perutnya menjadi liar. Tiba-tiba menjadi sulit untuk bernapas.
Ibunya mempersempit matanya dan menunggu dengan sabar.
"Aku hamil, ibu," kata Putri Heaven secepat mungkin. Ia takut mendengar kata-katanya sendiri dan menunduk, takut menatap mata ibunya.