Zarin terbangun dengan sakit kepala yang teramat sangat. Rasanya seperti kepalanya akan meledak. Anda mungkin berpikir dia sudah terbiasa dengannya sekarang, tetapi sakitnya tetap sama setiap kali.
Semalam, dia pergi bersama ayahnya agar mereka bisa menikmati waktu berdua. Mereka memiliki percakapan mendalam sambil minum-minum yang segera berubah menjadi lebih dari sekedar beberapa gelas. Mereka akhirnya minum botol demi botol dan Zarin bahkan tidak ingat bagaimana dia sampai di rumah. Tapi dia tahu dia bersenang-senang dengan ayahnya.
Tiba-tiba seseorang menendangnya keluar dari tempat tidur dari belakang. Dia terbang melintasi ruangan dan menabrak dinding. "Selamat pagi, kakak."
Tentu saja. Haruslah Gina. Dia tidak sabar untuk memulai penyiksannya.
"Cepatlah. Aku lapar." Katanya.
Dia bangun sambil menggerutu. Kepalanya terasa bertambah sakit. Apa urusannya dengan kelaparannya?