"Orang-orang tidak ingin mendengar kebenaran karena mereka tidak ingin ilusi mereka hancur."
****************
Roshan memutuskan untuk menunggu anaknya di kamarnya. Dia perlu berbicara dengannya. Dia tidak tahu apakah harus bersikap sebagai seorang ayah yang keras atau yang ramah. Dia harus menunggu dan melihat saat Zarin tiba.
Setelah beberapa jam, Zarin akhirnya muncul di kamarnya. Matanya membelalak kaget ketika dia menemukan ayahnya sedang menunggu.
"Ayah?"
Roshan yang hampir tertidur memaksa dirinya untuk bangun.
"Zarin."
Zarin menjalankan jarinya melalui rambutnya, tahu persis mengapa Roshan di sana.
"Kamu sangat terlambat dan kamu melewatkan makan malam." Roshan menunjuk.
Zarin mendesah. "Saya tahu, ayah. Ini tidak akan terjadi lagi." Itu adalah kalimat yang paling sering dia gunakan.
Roshan ingin menunjukkan bahwa dia sudah berkata begitu banyak kali sebelumnya, tapi memutuskan untuk mencoba sesuatu yang lain.
"Kamu kemana saja?" dia bertanya.