Di malam hari, Surga menunggu Zarin di kamarnya. Dia sudah meminta Gina untuk mengirimkannya kepadanya, namun dia tidak memberitahu mengapa. Surga bertanya-tanya bagaimana reaksi Zarin. Dia tahu Zarin tidak akan suka ide itu, dan dia mungkin tidak akan setuju untuk membantunya.
Sambil menunggu dengan gugup dia menyiapkan pidatonya dalam kepala, namun secara perlahan dia mulai takut. Apakah ini akan merusak persahabatannya dengan Zarin? Dia tidak ingin kehilangan dia. Dan dimanakah dia sekarang? Mengapa dia begitu lama? Dia menjadi tidak sabar dan lelah.
Saat dia hampir menyerah dan pergi tidur, dia muncul entah dari mana. Surga merasa cemburu setiap kali dia melakukan itu. Dia ingin dapat melakukannya juga, tapi dia tidak bisa. Hanya iblis dan setengah iblis yang bisa melakukan itu, dan dia bukan salah satunya. Menjadi sebagian penyihir, manusia, dan setan membuatnya menjadi makhluk yang rumit.
"Selamat malam, Putri." Zarin membungkuk dengan canda. "Ada yang bisa saya bantu?"
