Klara bangun dengan menantikan harinya setelah waktu yang lama. Tubuhnya terasa manis sakit dari aktivitas semalam dan pipinya memanas saat dia mengingat detailnya. Ya Tuhan, bagaimana dia bisa berperilaku seperti itu?
Pelan-pelan dia berbalik di tempat tidur mengharapkan menemukan Roshan tidur di sampingnya tetapi dengan kejutan dan kekecewaan, dia tidak ada di sana.
Duduk dia melihat sekeliling. Tidak ada tanda-tanda Roshan di mana pun. Entah mengapa, jantungnya berdebar dan perutnya terasa mual.
"Roshan." Dia memanggil.
Tetapi tidak ada yang menjawab.
"Roshan!"
Lagi-lagi tidak ada respons. Hatinya menegang membuatnya sulit bernapas. Matanya perih, air mata mengancam akan mengalir di pipinya seperti sungai. Dia memeluk dirinya sendiri seolah itu akan menghilangkan rasa sakitnya.
"Roshan." Dia tercekat saat air mata mulai jatuh di pipinya.