"Nyonya, Yang Mulia meminta kehadiran Anda."
"Anda boleh pergi," kata saya sambil tangan saya mulai berkeringat dan jantung saya mulai berdegup kencang di dalam dada. Saya telah menghabiskan sepanjang malam merencanakan balas dendam saya, memikirkan berbagai cara untuk membunuh Pierre. Tidak satupun dari mereka terasa memuaskan. Kematian adalah hukuman yang terlalu kecil.
Tapi saya tidak bisa memberikan hukuman yang pantas dia terima. Ini semua yang bisa saya lakukan.
Saya melihat diri saya untuk terakhir kalinya di cermin. Saya memilih gaun peach yang indah yang memuji kulit saya dan membiarkan rambut saya tergerai indah berombak. Memakai parfum, saya merias bibir saya dengan warna yang sama dengan gaun saya. Mengambil napas dalam untuk menenangkan saraf saya, saya melangkah keluar dari kamar. Saya perlu tenang dan percaya diri jika saya ingin rencana saya berhasil.
