Chereads / Bloody Line: Under The Drop of Blood / Chapter 252 - Chapter 252 Snow and Hug

Chapter 252 - Chapter 252 Snow and Hug

Setelah menikmati teh nya, Neko memilih pulang. "Baiklah, waktunya kembali..."

"Eh, tapi Anda hanya minum teh dan...?" Kim tampak bingung.

"Aku ingin bertemu Hwa..." balas Neko yang berjalan pergi.

Tapi sesampainya ia pulang, tak disangka Felix menghadangnya didepan pintu, tepatnya di depan pintu rumah. Dia menatap serius bercampur kesal pada Neko.

"(Kenapa dia menghalangiku?)" Neko menatap bingung. Tiba tiba Felix memegang dagu Neko dan mendekatkan wajahnya. "Dimana dia menyentuhmu?"

"Apa?" Neko terdiam bingung. Mendadak Felix mengangkatnya dan berjalan ke kamar mandi.

"Apa yang kau lakukan... Turunkan aku!!" Neko memberontak. Lalu Felix menurunkan nya di bawah dengan Neko yang duduk di bawahnya.

"Kau tidak ingin memberitahuku huh?" tatap Felix membuat Neko terduduk di bawah.

"Siapa yang kau maksud?"

"Bukankah kau lebih ingin berjalan bersama dengan anjing mu itu? Kenapa lebih memilih dia dari pada tidak mengajak ku? Dia pasti menyentuh mu," Felix menatap.

"Apa? Dia tidak menyentuhku! Kim hanya menemaniku!" Neko menyela tapi air shower telah membasahi nya dari atas membuatnya terdiam kaku. Dan Felix lah yang mengarahkan shower itu padanya sambil merokok, ia menyalakan rokoknya saat Neko berbicara tadi.

"Jika kau ingin jalan jalan atau hanya sekedar menikmati teh lain kali, aku harus ikut denganmu, mulai dari mengantarmu kesana, kau harus tahu... Aku bisa melihat bagaimana kau sengaja menikmati hari ini bersama anjing itu... Setelah semua yang kulakukan, kau bersikap dingin padaku lagi?" tatap Felix.

"(Dia benar benar menjengkelkan.) Aku melakukan itu dan tidak mengajak mu karena aku tahu kau sibuk!!" Neko berteriak, seketika Felix terdiam dan alisnya menjadi turun tampak seperti marah bercampur kesal saat mendengar Neko mengatakan hal itu.

Seketika Felix meremas rokok yang menyala itu, Neko terdiam kaku karena Felix tak merasakan panas pada rokok itu, lalu Felix membuang pecahan rokok itu dan berlutut memegang dagu Neko.

"Apa itu alasan mu? Hanya karena aku sibuk!? Jika kau memintaku tidak sibuk, akupun juga akan melakukan hal yang sama... Tidak kah berat kau meminta ku agar aku tidak sibuk?" tatap nya dengan serius.

Pria itu kini memasang wajah yang sangat mengerikan dengan aura gelapnya. Aura itu membuat Neko melihat bayangan gelap di sana. Seberapa kuat bayangan itu sehingga bisa di lihat oleh Neko sendiri.

Neko menjadi terdiam, lalu ia mengepal tangan dan membalas pertanyaan nya. "Itu... Benar," balas nya.

Tubuhnya telah basah, bajunya menjadi tembus pandang terlihat oleh Felix yang mulai mengkerut kan alis. "Baiklah, mungkin ini memang hal wajar kau tak bisa melupakan masa lalu, aku akan membuat mu ingat siapa tuan mu yang sebenarnya dan milik siapa kau sekarang, tak peduli aku sibuk, aku pasti akan meluangkan waktu jika kau meminta," kata Felix, seketika ia mengangkat dan menggendong Neko.

"Apa yang akan kau lakukan?!" Neko terdiam agak ketakutan dan meremas kerah Felix.

Tapi rupanya Felix hanya perlahan menurunkan Neko di bak mandi penuh air dingin. Neko terdiam dengan wajah bingung nya.

Felix berdiri dan melihat baju Neko benar benar tembus pandang, ia lalu mengambil rokok di sakunya dan meletakannya di sana. "Bersihkan tubuhmu, meskipun aku tahu kau sudah sangat bersih seperti kaca, tapi aku anggap sentuhan orang itu sangat kotor untuk mu," kata Felix sambil menghembuskan napas rokoknya.

"(Apa yang sebenarnya dia inginkan? Apakah dia ingin, aku meminta nya agar tidak sibuk? Tapi kenapa dia harus bersikap begitu....?)" Neko menjadi terdiam.

"Gantilah pakaianmu dan temui aku di kamarku, bersenang senang dengan mu akan sangat menyenangkan karena Hwa di bawa Syung ha di ruangan lain," kata Felix lalu dia berjalan pergi.

Neko hanya terdiam dengan wajah tak percaya nya.

Hingga saat permainan itu berlangsung sangat lama. Neko benar benar di buat lemas oleh itu dan kondom bekas sudah berceceran di lantai kamar mereka.

"Ah... Ah... Hentikan..." Neko terus memohon tapi Felix terus bergerak dan memakan nya berkali kali.

"Ayolah kucing kecil... Kau sudah lama tidak melakukan hal ini bukan? Kau bahkan rela meninggalkan yang tadi..." kata Felix yang mendekat mencium leher Neko sambil mengangkat punggungnya.

"(Aku.... Tidak punya tenaga...)" Neko tampak lemas. Dan di saat itu juga wajah Felix menjadi terkejut akan sesuatu di sana.

"Amai?"

--

"Dia akan baik baik saja, aku sudah meninggalkan selang iv padanya, dia lemas karena terlalu banyak pikiran dan tentunya di saat strees tidak bisa melakukan hubungan sangat lama," kata salah satu dokter yang bicara pada Felix di lorong rumah sakit.

Wajah Felix menjadi terdiam.

"Baiklah, aku pergi dulu Tuan Felix," tambah dokter itu, lalu ia berjalan pergi. Felix masih terdiam, ia lalu menghela napas. "Haa.... Aku tidak berpikir dia bukan wanita..."

Ia membuka mata dan melihat Neko berbaring di ranjang rumah sakit dengan selimut yang menyelimuti nya hingga sampai bawah perut saja.

Felix melangkah mendekat, ia terdiam melihat wajah Neko yang tertidur pulas. "Haa... (Aku mencoba yang terbaik untuk mu, aku mencoba segala apapun untuk menolong mu, termasuk belajar mengendalikan situasi, tapi kenapa saat akun mendengar mu mengatakan bahwa kau masih memikirkan orang lain selain aku, aku tak bisa mengendalikan situasi tubuhku sendiri... Aku menjadi buas hanya karena mulut berbohong nya itu...)" pikir Felix, ia agak menjadi mulai merasa bersalah.

Tapi tak di sangka, perlahan Neko membuka mata dan menoleh ke Felix. Ia menjadi terdiam dan bangun duduk, Felix yang melihat itu menjadi terkejut tak percaya. "Kau sudah bangun?! Bagaimana perasaan mu?" tatap nya sambil masih memegang tangan Neko.

Tapi tangan Neko menjadi menyingkirkan tangan Felix untuk tidak menyentuh nya. "Perasaan ku? Kau tanya perasan ku? Kau seharusnya tahu sendiri, tinggalkan aku sendiri aku butuh waktu untuk ini," kata Neko dengan nada kesal dan marah.

"Orang lain akan mencelakai mu lagi nanti malam, aku akan menunggu mu di sini," kata Felix.

"Tidak mungkin mau kemari malam malam, memang nya siapa yang akan kemari, lebih baik kau berhenti menuduh siapapun... Kau bisa mencampuri urusan ku, tapi hal ini... Kau sudah berlebihan, tinggalkan aku sendiri... Aku ingin tidur!!" tatap Neko. Lalu Felix menghela napas pasrah dan berjalan pergi meninggalkan nya tapi sebelumnya ia mendekat dan mencium bibir Neko. Neko hanya terdiam dengan itu meskipun wajahnya masih memunculkan aura marah.

"Aku akan kembali setelah selesai di perusahaan, aku pastikan aku akan kemari, tolong baik baik saja," kata Felix yang berjalan pergi.

Mendengar itu Neko menjadi terdiam dan menundukan wajah dan saat Felix benar benar pergi. Ia mengangkat wajahnya menatap jendela samping ranjang. "(Pria itu, memang benar benar mencemaskan ku. Bahkan setelah dia melakukan hal itu.... Brengsek...)"

--

Di kantor, Felix memegang keningnya sambil menggertak gigi. Ia berpikir kembali di saat Sheo Jin kesal tadi.

Sebelumnya Sheo Jin datang ke kantor Felix dimana Felix tengah menatap dokumen di tangan nya sambil bersandar berdiri di mejanya. Ia menoleh ketika Sheo Jin masuk.

"Felix, aku ingin pergi sekarang... Ayo siap siap, karena kemarin kau tidak datang, kau harus membantu ku hari ini," tatap nya. Lalu Felix terdiam dan menghela napas panjang. Ia lalu mengulurkan dokumen itu membuat Sheo Jin bingung dan menerimanya. Sheo jin melihat itu adalah artikel terbaru. Artikel itu berisi bos paling berpengaruh di Italia telah meninggal di tembak oleh satu suruhan dari Korea.

"(Apa?!)" Sheo jin terkejut. "Apa maksud nya ini Felix!! Kau membunuhnya!! Bukan kah kita harus bertemu dengan nya hari ini?!" Sheo Jin berteriak.

"Aku sengaja meminta orang untuk membunuhnya, tentunya aku memiliki maksud tertentu, dari awal aku sudah bilang padamu bahwa aku tak mau pergi ke tempat yang jauh dulu... Kau terus keras kepala memaksaku hingga menyewa banyak kursi untuk ku, tapi tetap saja ini pilihan ku... Membunuhnya agar tak bertemu dengan nya," kata Felix.

"Sialan!! Bilang saja kau tidak mau meninggalkan gadis mu itu!! Kau terlalu paranoid jika harus mengira dia dalam bahaya!! Apa kau tahu dia hanyalah harimau yang dapat menjaga dirinya sendiri!!" Sheo Jin berteriak benar benar marah.

"Dia memang bisa menjaga dirinya tapi tidak dengan hati miliknya, aku sudah bersusah payah membuat nya nyaman padaku, aku juga tak mau meninggalkan nya begitu saja apalagi kau tahu bahwa aku punya putra."

"Ya ye ya..... Ayah.... Ayah yang buruk!! Bagaimana kau mengajari putramu nantinya, kau mengajarinya membunuh!!!" Sheo Jin semakin merendahkan, rupanya jika dia marah ia akan seperti iblis.

Tapi Felix terdiam, ia yang seharusnya mengayunkan senjata membunuh Sheo Jin, tapi mau bagaimana lagi Sheo Jin adalah rekan nya, ia hanya terdiam.

"Aku tidak akan memaafkan mu!!" teriak Sheo Jin, di saat itu juga ia melempar dokumen pada Felix hingga kertas di dalam itu berantakan.

Begitulah apa yang sebenarnya terjadi, Felix mencoba menghindari kesibukan nya yang padat, dia hanya ingin bisa membagi waktu bersama Neko. Tapi sekalinya dia ingin mengobrol dengan Neko, dia membuat Neko terluka, permainan yang di buatnya akan selalu berakhir dengan hal yang sama.

"(Apa yang salah... Aku mencoba mempelajarinya... Aku mencoba mempelajari sikap nya... Dia ingin keluar, tapi dia tak mau mengatakan nya padaku. Dia ingin bersama ku, tapi dia tak mau mengatakan nya padaku.... Selama ini apa yang kurang, aku sudah mencoba membantunya, tapi kenapa ini cukup sulit, bahkan sampai dia melahirkan Hwa... Mengatasi sikap gadis itu memang butuh kerja keras....)" pikirnya, dia sekarang menyadari bahwa dia juga perlu belajar bagaimana cara dia memahami Neko, bagaimana cara dia memahami sikap Neko yang dapat berubah ubah dan bagaimana cara dia memahami bagaimana kehidupan seseorang datang begitu saja dan kemudian berubah.

"(Aku, akan berusaha.... Aku sudah mempersiapkan semuanya... Aku tak bisa membuat diriku terlihat memalukan bahkan di depan gadis itu, juga Hwa... Aku harap, kita sama sama cepat belajar bahwa ini memiliki ending yang sangat tenang....)"