Chereads / Drop Blood: Amai Akai / Chapter 229 - Chapter 229 Display Cat

Chapter 229 - Chapter 229 Display Cat

"Apa... Apa yang kau maksudkan?" Neko menatap tak percaya.

Lalu Pria itu menatap serius. "Aku sendiri memiliki darah yang bahkan tak akan bisa dimiliki orang lain, aku bisa melakukan banyak hal dengan banyaknya wanita, tapi mereka tak bisa melakukan satu hal saja untuk ku, melahirkan bayi dari darah ku sendiri.... Aku meniduri ibumu dan berpikir dia sudah mengandung mu, tapi dia terus saja tidak mengakui nya, bahkan ketika aku tahu sekalipun, dia hanya ingin berkata, dia yang akan membunuh bayinya sendiri bahkan ketika dia mati sekalipun... Kupikir, setelah kutinggalkan begitu saja, kau hanya akan menjadi jiwa yang tak akan pernah lahir, tapi ini suatu keajaiban kau bisa bertahan sampai akhir," kata Pria itu membuat Neko terdiam tak percaya mendengar itu tadi.

"A.... Apa yang kau maksudkan?!" Neko menjadi gemetar dan kesal.

Tapi Felix memegang bahunya membuat Neko menoleh padanya. "Mungkin kau salah berpikir bahwa aku yang menghancurkan hidup mu ini, mungkin yang pertama adalah dia-

"Tapi aku tak akan menjadikan nya yang terakhir!" Neko langsung menyela membuat Felix terdiam terpaku menatap nya.

"Hei, jangan lupa, aku adalah Ayah mu!" pria itu menatap.

Neko akan menjawab, tapi Felix sudah menambah duluan. "Aku lebih dari siapapun itu," sambil memegang lengan Neko membuat Pria itu terkejut. "Jadi? Kau membawanya bukan semata bahwa kau telah menemukan nya?"

Neko menjadi terdiam. "(Aku tak mau mengakui ini tapi, sepertinya dia lebih kejam dari pada apapun....)"

Felix juga berpikir sesuatu, tapi ia kemudian menjawab. "Tentu saja, apapun itu, dia telah menjadi milik ku..." dia mengakui nya dengan sangat senang, kemudian mengulur tangan pada Neko membuat Neko menatap itu.

"Berjanjilah, kau tak akan menjadikan nya yang terakhir," tatap Felix, lalu Neko tersenyum kecil dan menerima uluran tangan itu.

"Sepertinya ada yang salah di sini," pria itu menatap gemetar mencoba menahan amarah nya. Lalu dia akhirnya berbalik. "Mungkin suasana ini terlalu buruk, aku akan bicara lain waktu," dia langsung berjalan pergi membuat Neko terdiam kecewa menatapnya. "(Jadi, dia adalah Ayah ku? Orang yang bahkan bersikap sangat tidak wajar di sini....)" ia tampak sedih menatap bawah, tapi ia merasakan tangan Felix membelai pipinya yang berbekas tamparan tadi membuat Neko merasakan itu dan langsung menoleh ke atas.

"Kita lanjutkan esok hari," kata Felix membuat Neko masih terdiam dengan wajah yang khawatir.

--

Malamnya, ketika sudah sampai di apartemen, ponsel Felix berbunyi membuatnya kesal dan menatap itu, dia mengetahui bahwa itu adalah pekerjaan, membuatnya menoleh ke Neko.

Tapi sebelum dia mengatakan sesuatu, Neko sudah mengatakan nya duluan. "Tak apa, pergilah..." sambil melepas semua aksesoris di bajunya.

Felix menjadi terdiam, lalu berbalik. "Aku akan pergi sebentar..." dia pergi begitu saja dan Neko, masih butuh waktu untuk menyendiri. Dia lalu terduduk di samping ranjang. "(Aku tak pernah berpikir bahwa Ayah ku adalah orang yang bodoh, dia dengan pecundang nya itu begitu saja menunjukan betapa angkuhnya dia.... Aku ingin sekali membunuh nya.... Jika dia banyak meniduri wanita, kenapa tak ada wanita lagi yang hamil anak nya....)" ia kesal sambil meremas selimut nya, tapi kemudian langsung terbaring sambil memegang perutnya. "(. . . Jika di pikir pikir... Apakah bayi ini juga akan lahir karena... Sebuah hubungan yang gelap....)" ia menatap langit langit khawatir, tentu saja bayi yang ada di perutnya adalah sebuah perjuangan yang tidak bisa di batalkan, bayi yang sangat berharga. "(Jika aku berhasil melahirkan nya.... Apakah aku akan langsung pergi meninggalkan nya...?)"

--

Tengah malam pun berlalu, tampak Felix masuk ke dalam ruangan itu dan melihat Neko yang tertidur miring membelakanginya, dia lalu melepas dasinya juga baju atasnya, hal itu membuat nya telanjang dada dan hanya memakai celana panjang nya itu, kemudian masuk ke ranjang dan tertidur memeluk Neko membuat Neko sedikit terbangun.

Dari sana, Felix berbisik sesuatu. "Aku pastikan, dia tak akan membuat masalah dengan mu, jika dia ingin bicara baik baik, aku akan memastikan bahwa kau baik baik saja..."

Hal itu membuat Neko terdiam dan kembali menutup mata.

Hari berikutnya mereka terlihat sarapan di ruangan makan itu, Neko dari tadi tak nafsu makan dan hanya makan dengan lambat. Felix yang melihat itu menjadi mengatakan sesuatu. "Setelah ini, dia meminta mu datang menemui nya di perusahaan nya...."

Hal itu membuat Neko menoleh dengan bingung menunggu perkataan Felix lagi. "Sayang sekali aku tak bisa menemani mu, aku masih ada urusan lain, bagaimana jika lakukan nanti ketika aku luang-

"Aku akan pergi sendiri," Neko langsung menyela membuat Felix menatap serius. "Apa kau tahu apa yang sudah dia perbuat bahkan ketika kau bertemu dengan nya?"

"Ini baik baik saja, jika dia melakukan nya lagi, aku bisa memukul nya lagi...."

"Pft.... Kau tidak usah berlagak kuat," Felix meremehkan nya membuat Neko menjadi kesal.

Hingga akhirnya, dia kesana sendirian, sesampainya di tempat itu, dia diminta masuk ke ruangan Direktur langsung dan ketika masuk, di sana sudah ada Pria kemarin dengan secangkir kopi di meja dekat sofa yang ia duduki.

Begitu merasa Neko datang, dia langsung meminta Neko duduk tanpa menoleh menatap. "Duduklah...."

Lalu Neko berjalan mendekat dan duduk di sofa hadapan nya, dia menjaga citranya agar tak berlebihan dan menunggu dia yang bicara.

"Kau suka kopi?" Pria itu menatap dingin.

Neko menjadi terdiam sebentar lalu membalas. "Aku, lebih suka teh... (Itu akan lebih aman untuk bayinya....)"

"Pelayan ku akan mengantarkan teh untuk mu, sebelumnya untuk tadi malam, aku benar benar minta maaf padamu, aku tidak menyangka kau bisa berdiri di bawah Felix," kata Pria itu.

"Maafkan aku menyela mu," Neko mendadak bicara. "Tapi lebih baik, kita memulai pembicaraan dengan berkenalan... Kau bisa memanggil ku Amai, itu nama ku," kata Neko.

"Kupikir ibu mu memberitahu mu siapa nama Ayah mu."

"Aku lebih suka menyebut nama mu, bukan sebutan yang bahkan tak pernah aku ucapkan," Neko langsung mengatakan itu membuat Pria itu akhirnya mengatakan nama nya. "Aku Cher Valdo."

Neko yang mendengar itu menjadi masih terdiam. "(Kau bahkan memiliki nama yang begitu mengerikan.....)" ia mencoba menahan kekesalan nya.

"Aku akan bersikap baik padamu karena kau adalah Putriku, dan mulai sekarang, aku harus meminta mu untuk menjauhi Felix," kata Pria itu yang di sebut sebagai Cher.

"Apa?! Kenapa aku harus melakukan itu?" Neko menatap kesal.

"Dia bukan orang yang bisa menjaga mu, ketika aku tahu kau memiliki hubungan dengannya, apakah aku salah harus merasa kesal di sini..... Dia dulu berdiri di bawah ku dan sekarang, kita setara, suatu saat jika dia mendapatkan kekuasaan tinggi, dia pasti akan meninggalkan semuanya termasuk kau yang bekerja di bawah nya-

"Aku, tidak bekerja di bawah nya!" Neko menyela.

"Lalu apa? Kau memiliki hubungan dengan nya?" Cher langsung menatap tajam membuat Neko terpaku dan tak bisa berkata kata bahkan langsung menundukkan pandangan. "(Dari awal.... Aku benci mengakuinya.... Tapi, aku tak mau di sebut bekerja di bawahnya.... Kupikir itu sudah menjadi lebih dari hubungan....)"

"Apapun itu, aku juga mencoba untuk memberitahu mu, ngomong ngomong soal tempat ini, apa kau ingin memegang nya?" Cher tiba tiba mengatakan itu membuat Neko terkejut mendengarnya. "Maksudmu.... Perusahaan besar ini? Kau menawarkan nya padaku?"

"Bukan menawar, tapi aku wajib memberikan tempat ini padamu dan kau berhak untuk mendapatkan nya...."

"Kenapa?"

"Karena kau akan mewarisinya.... Aku sudah bertahun tahun bekerja bosan di sini, sekali kali aku ingin berlibur dan menikmati hari ku.... Pekerjaan di sini sama saja seperti yang kau tahu, tidak bekerja di bawah apapun dan tinggal menunggu berapa orang yang menjadi korban untuk membuat bisnis ini semakin besar...."

"Bukankah ada orang lain...." Neko menjadi terpikirkan Felix yang sangat ingin perusahaan itu.

"Tidak ada, aku sama sekali tidak percaya siapapun dan gedung ini sudah jelas milik keluarga Cher Valdo... Seharusnya nama mu Amai Cher," tatap nya membuat Neko kesal.

"Jangan membuat nama baru lagi.... Aku sudah cukup menerima nama yang sangat bagus itu.... Dan untuk jawaban itu, aku sama sekali tak akan melakukan nya... Aku tak mau meneruskan bisnis ini," dia masih menatap kesal.

Tapi Cher dari tadi hanya memasang wajah dingin dan meneguk beberapa kali kopinya tapi Neko sama sekali tak meminum teh nya.

"Tak apa jika kau tak mau, kecuali jika kau tak mau mengatakan padaku, seberapa buruk kau menerima perlakuan buruk manusia.... Cobalah untuk melihat dirimu lebih dalam, kau memiliki mata yang sangat indah, bahkan warna mata yang sangat mirip dengan ku, kecantikan mu, tak ada yang bisa menyaingi nya juga, kau adalah Gadis yang terhormat.... Apa jangan jangan, kau masih bingung untuk ikut siapa?" tatap Cher.

Tapi di saat itu juga, Neko tersadar. "(Jika aku mempercayai nya.... Apakah pemegang ku selanjutnya adalah dia.... Tapi, aku sudah cukup menerima perlakuan yang sangat buruk dan menjengkelkan untuk awal pertama kali...)" ia bahkan kesal meremas bajunya.

"Ikut saja dengan ku, kau pasti akan tenang, kau tak akan menerima perlakuan buruk lagi, kau tak akan di sebut monster lagi, melainkan Putri yang cantik.... Kau akan tenang jika ikut dengan ku," Cher menawarinya.

Neko yang mendengar itu menjadi bimbang. Di sisi lain, dia juga ingat pada Felix. "(Kenapa aku terus mengingat nya.... Apa yang harus aku katakan padanya.... Aku benar benar tidak tahu pilihan apa saja yang bisa aku pilih dengan benar....)" tapi ia lalu berdiri sambil menundukkan pandangan lalu menambah perkataan nya. "Maafkan aku, kita lanjutkan lain kali...." dia langsung berjalan pergi dari sana.

Hal itu membuat Cher terdiam dingin menatapnya. "(Seharusnya dia menyetujui nya.... Tapi aku tahu, siapa orang yang telah membuat nya bimbang.... Aku harus tahu sebuah hubungan apa yang terjadi pada mereka....)" dia menatap dendam. Bahkan tatapan nya lebih kejam dari pada Neko memikirkan dendam.