Chereads / Drop Blood: Amai Akai / Chapter 20 - Chapter 20 My Model

Chapter 20 - Chapter 20 My Model

"(Merencanakan sesuatu seperti hal yang tidak matang sama sekali apakah itu bisa di sebut sebagai rencana yang sempurna. Sepertinya aku harus mengatakan itu pada Direktur Cheong, dia yang membuat nya...)" pikir Neko yang berdiri di atas balkon gedung organisasi nya, gedung itu sangat tinggi membuat pemandangan balkon terpancar di distrik itu.

"(Berpikir seperti ini disebut ke sangat gila untuk mendirikan nya, dia adalah seorang yang bukan disebut sebagai pria pertama untukku bukan berarti ini adalah hubungan yang sangat mendalam. Mau bagaimana lagi ini bukanlah suatu kesalahan yang pasti,)" ia memandang bawah sambil mengemut permen nya.

"(Distrik ini, distrik yang begitu jauh dari kata legal, semua yang terjadi di sini adalah sesuatu yang ilegal, tapi meskipun begitu, wilayah ini terkenal dengan bisnis seni termasuk museum seni dan letak dari Departemen kampus seni yang sangat berbatasan dengan kota. Aku pergi ke seoul juga akan lama, ini sama seperti meninggalkan tempat ini dalam waktu yang tidak singkat... Tentu saja berbagai uang kotor muncul di sini, berdatangan dan kasus kasus yang harus nya masuk dalam hukum pidana, tapi mau bagaimana lagi, di sinilah tempat para pebisnis yang terpuruk atau terperosok.)"

Tak lama kemudian seseorang mendekat, yakni Jun. "Bos, penerbangan anda hari ini," tatap nya.

"Kau sudah mengemasi barang ku?" kata Neko tanpa menoleh sedikit pun.

"Ya, aku akan menemani anda bos, anda tidak mungkin pergi sendirian di sana," Jun menatap.

"Aku harus pergi sendirian, aku menyerahkan tugas ku pada kalian, dengan harapan kalian dapat menjaga nya, tentunya yang aku maksud kalian adalah kau dan Hyun. Jagalah posisi ku, jangan sampai ada yang duduk di kursi kantor nya dan juga, awasi lelaki itu," kata Neko, ia akhirnya menatap.

"Tapi Bos, ada sesuatu yang salah di sini, termasuk apa yang terjadi pada lelaki pekerja sambilan itu. (Matthew) nama nya, terdaftar dalam salah satu marga yang tinggi dalam kekuasaan atas Yakuza. Di Jepang, ada satu organisasi atau kediaman Yakuza yang paling berpengaruh di kota nya, dan nama dari nya masuk di sana," kata Jun.

Seketika mata Neko melebar. "Ha.... Jadi yang selama ini dia katakan itu memang benar, kupikir dia hanya mengatakan nya dengan maksud memaksakan apa yang dia katakan, rupanya itu dapat dikatakan sebagai hal nyata... Apakah Matthew Jyoun itu termasuk ke dalam marga nya?"

"Jyoun, kediaman Jyoun, itu adalah nama nya. Marga itu menduduki peringkat pertama yang paling berpengaruh di kota nya, Yakuza ini tidak hanya pandai bertarung, tapi pandai dalam berbisnis dan merebut posisi direktur orang asing..."

"Ha? Jadi kau berpikir bahwa Matthew itu akan merebut kedudukan ku? Dia bahkan tidak tahu apa yang aku kerjakan saat ini."

"Itu bisa jadi Bos, dia mungkin menggali informasi tentang anda."

"Aku tidak percaya itu, di lihat dari sikap nya, dia lelaki yang mudah di paksa, jadi jika ini semua benar, itu berarti seseorang telah memaksa nya untuk mencari informasi tentang aku," tatap Neko dengan serius.

"Ya Bos, pemikiran anda ada benar nya, jadi, apakah anda masih percaya padanya?" Jun menatap.

Neko kembali terdiam, dia lalu menghela napas panjang. "(Jika saja yang membuat ku menjadi monster bukanlah lelaki, dan jika saja yang menolong ku dan langsung mengusirku bukanlah laki laki, dan jika saja, orang pertama yang aku berikan ketulusan bukanlah lelaki.... Aku mungkin tidak akan sampai percaya pada Matthew, dia berbeda, dari semua sikap yang terjadi. Dia berbeda dari yang lain nya. Wajah yang menggambarkan sesuatu yang tidak pernah terjadi, bekerja keras dengan tubuhnya dan mata itu, mata yang tidak ada yang lain nya... Kecuali dia memang punya saudara...)"

"Bos... Anda baik baik saja?" Jun menatap Neko yang dari tadi diam.

Lalu Neko menghela napas pajang. "Ha.... Aku tak mau membahas itu dulu, biarkan aku memikirkan soal hal ini, kau sudah mencari tahu apa itu buku titisan? Apakah dulu salah satu dari kalian mengetahui nya, kenapa aku terus terngiang ngiang soal buku titisan?" Neko menatap.

"Buku titisan? Aku pikir itu dari Direktur Cheong sendiri, buku itu berisi soal gen anda, yang menciptakan nya adalah seseorang yang belum di ketahui dia siapa"

"Gen ku? Apa maksud mu? Aku sama seperti yang lain nya, aku juga manusia."

"Anda memang manusia, tapi darah dan sindrom anda, itu berbeda, itu keturunan dari seseorang..."

"Keturunan... Yang aku tahu, aku hanya bersama ibu ku..."

"Itu berarti yang menulis buku itu adalah ayah anda, ayah anda yang sebenar nya..."

"Aku tidak yakin kau mengatakan hal benar, lalu kenapa kau bilang buku itu berkaitan dengan Direiktur Cheong?" Neko menatap.

"Dari awal, Direktur Cheong mencari sumber dari buku itu, nama dari buku itu di bawa oleh anda dan hanya orang tertentu yang tahu dimana buku itu, bisa jadi anda sendiri yang tahu letak nya..."

"Memang nya seberapa penting buku itu?"

"Jika ada suatu zat atau bahan yang dapat menjadikan orang seperti anda, percobaan akan muncul...." balas Jun.

"Ha! Itu tidak mungkin terjadi, enak sekali menggunakan tulisan buku itu untuk menciptakan karya.... Aku harus segera mengambil buku itu... Tak peduli dimana tempat nya."

"Sepertinya tempat nya di Seoul, anda harus bertemu dengan keluarga Ezekiel terlebih dahulu, aku sudah mencari sumber informasi bahwa Direktur Ezekiel memiliki satu putra dan ada yang bilang bahwa dia memiliki dua keturunan."

"Dua keturunan? (Bukankah dia hanya punya satu putra mungkin karena aku meninggalkan nya jadi tidak tahu kalau penerus nya bertambah.)" Neko terdiam.

Sementara itu Cheong, dia ada di dalam mobil sendirian mengemudikan sambil berpikir soal Neko.

"(Hal mana yang belum aku dapat dari ekspresi gadis itu yang dimulai dari menangis, tertawa dan memunculkan kasih sayang kepadaku, ter kadang menggunakan nada yang sangat lembut dan kadang juga menggunakan nada yang tidak terlalu kasar. Tapi sekarang semuanya berbeda sangat berbeda, itu karena lingkungannya, lingkungannya yang membuatnya begitu mendalami sebuah peran nya saat ini,)" ia lalu menghentikan mobilnya di lampu merah.

Di bagian bangku dekat supir itu ada tulisan. Dia menoleh pada kertas tulisan itu yang bertuliskan. 'Titisan'

Tunggu, bukankah kertas itu juga di miliki oleh Neko, kenapa Cheong juga memiliki kertas itu, pasti ada maksud bagaimana Cheong bisa masuk ke dalam masa lalu Neko.

Di sisi lain, Matthew menatap dirinya di kaca kamar mandi miliknya, dia telanjang dada dan terlihat kalung penyatu itu yang berwarna merah menyala berbentuk setengah hati.

"(Komponen dari kalung ini sangat unik, ketika Neko menyentuh kalung yang dia pakai, maka kalung ku akan menyala batu nya menjadi cerah, sebalik nya jika aku menyentuh nya, maka yang menyala cerah milik nya... Ini adalah suatu tanda yang unik,)" pikirnya, ia lalu menyentuh kalung itu dan menghela napas panjang.

"(Apa yang harus aku lakukan... Bagaimana jika aku merindukan nya, tapi inti dari ini semua adalah aku ingin bersama nya, aku tidak tahu apakah dia masih menbenciku atau tidak...)" Matthew terdiam, ia lalu memakai kaus nya dan berjalan keluar dari sana.

Dia berjalan dan berhenti di depan patung pahatan nya yang tertutup kain itu.

Lalu menoleh ke meja sofa yang rupanya masih ada mantel Neko yang belum di kembalikan atau Neko belum mengambilnya saat itu.

Matthew mendekat mengambil mantel itu lalu kembali lagi di hadapan patung pahat itu.

Dia menarik kain penutup patung itu dan seketika terlihat sebuah mahakarya pahatan yang sangat cantik.

Dia lalu membuka lipatan mantel itu dan memakaikan nya di pundak patung berbentuk tubuh Neko itu. Siapa sangka, di bagian punggung patung itu juga terdapat ukiran sama seperti di punggung Neko yang bertuliskan tetesan.

"(Dengan begini... Model ini sudah jadi, dia tampak sempurna dan menawan... Aku benar benar tidak percaya bisa membuat nya secantik ini, tapi tetap saja... Ini semua hanyalah sebuah benda yang perlahan lahan akan hilang beserta perasaan nya juga,)" pikir Matthew dengan mulut turun nya tanpa ada senyuman sekaligus.

Dia memegang bagian paha patung itu.

"Neko.... Apakah aku pernah berpikir bahwa, seseorang yang suka padamu, baik dalam artian apapun itu... Kau menganggap nya serius... Atau malah menganggap nya hanya sebatas ilusi mu, sebenarnya apa yang kau maksud ilusi, kau terus mengatakan nya.... Ini semua bukan ilusi, aku melihat mu nyata dan sekarang aku bisa mengukir mu," tatap nya pada patung itu.

Di bagian wajah patung itu memang tidak memiliki mata karena dia sengaja melakukan nya.

Tapi siapa sangka, ada kupu kupu yang terbang, kupu kupu itu seperti kupu kupu yang dia lihat waktu itu, kupu kupu berwarna merah dan hitam.

Dia berhenti dan menutupi bagian mata patung itu membuat Matthew membuka mata lebar.

Di bagian kedua belah pihak sayap kupu kupu yang berwarna merah itu membuat seperti mata yang cantik jika dia berada di sana.

"Apa yang, kau maksud kan...." Matthew masih menatap tak percaya melihat fenomena itu yang sangat cantik.

--

Neko berjalan menuju pesawat, tapi ketua sindikat menahan tanganya dari belakang. Hal itu membuat Neko menoleh padanya.

"Ingatlah rencanaku..." ia berganti menarik kerah baju Neko dan mencium bibirnya.

Tak di sangka sangka, itu ciuman antara wanita yang begitu dilakukan di depan publik. Tentunya bandara adalah tempat publik.

"Ini pertama kalinya aku membuatmu libur, namun jangan senang dulu, ini bukanlah liburan, mengertilah..." Ketua sindikat menatap tajam.

"Yah, aku mengerti, bibirmu bau rokok ya," Neko menatap.

"Jangan banyak bicara, cepat pergi..." dia malah berjalan pergi.

Neko kembali menuju ke pesawat.

"(Maafkan aku, jika ada kesempatan mungkin aku bisa bebas darimu. Kau juga orang yang menolongku. Semuanya memanglah harus kubayar,)"