5 tahun berlalu, Direktur Cheong itu keluar dari mobilnya, dia yang mengendarai nya sendiri, keluar dan menuju sebuah apartemen besar, tentunya miliknya.
Lalu membuka pintu dan melihat sesuatu, seorang gadis yang hampir dewasa bermain dengan kucing di sana.
"Hei..." ia menatap.
Lalu gadis itu menoleh, siapa sangka itu adalah Amai. Dia berdiri dan berjalan mendekat.
"Selamat datang..." tatap nya.
Cheong tersenyum kecil dan menatap Amai sangat dekat. "Aku sudah mencari nama yang cocok untuk mu."
". . . Katakan padaku," Amai menatap penasaran dengan tatapan kosong nya.
". . . Neko," balas Cheong, mata Neko melebar, dia terdiam.
"Kau akan menjadi gadis kucing, kau tahu bukan, banyak orang yang suka kucing, jika kau ingin mereka suka padamu, anggap saja mereka menganggap mu sebagai kucing yang manis," Cheong memegang pipi Neko. Mulai sekarang nama nya Neko.
Neko masih terdiam, ia lalu memegang tangan Cheong yang memegang pipinya. "Ya.... Aku suka itu," balas nya.
Hubungan nya dengan Cheong hanya sebatas yang seperti itu karena ada hal lain yang membuat Cheong tak bisa menyukai Neko secara dalam.
--
Neko berada di sebuah ruangan gelap dan masuk Cheong disana. Neko menoleh dan tersenyum kecil.
"Kau terlihat seperti biasanya ya," Cheong menatap dan mendekat memegang pipi Neko.
"Apa yang harus aku lakukan sekarang?" Neko menatap sambil memegang tangan Cheong dengan wajah manisnya.
"Kau tahu seseorang yang sangat pandai memegang bisnis ilegal dan kotor dan membangun organisasi sindikat nya sendiri," Cheong meletakan foto kecil dan itu adalah foto ketua sindikat.
Neko terdiam menatap itu, dia berdiri menatap itu dari meja sementara Cheong duduk di kursinya. Saat itu Neko masih belum tahu soal Ketua sindikat jadi dia hanya menganggap nya sebagai mangsa berikutnya.
"Akhir akhir ini, dia telah merebut beberapa pekerja sama yang sudah aku tentukan, akibat nya yah... Kau tahu sendiri," tatap Cheong.
Tapi Neko menurunkan pandangan nya dengan bibir yang ikut turun. Dia lalu menghela napas panjang. "Aku sudah berdrama seperti ini selama lebih dari 5 tahun semenjak aku ikut kamu, apakah ini satu satunya cara orang orang dapat melihat ku, dan mereka memberikan perkataan baiknya padaku," Neko menatap dengan agak berwajah kecewa.
Cheong lalu ikut terdiam, dia mengambil rokok dan merokok di sana. "Aku yang memberikan mu sesuatu pada 5 tahun terakhir, aku menganggap mu sebagai asisten kecilku di sini, aku mengajarkan mu bisnis dan membuat nama yang bagus untuk mu, kau tak lain hanyalah gadis yang mau di perlakukan ini itu dan kau hanya patuh karena kau percaya bahwa orang yang kau percayai itu memiliki perkataan yang dapat di pegang."
". . . (Aku tidak pernah berpikir sejauh itu, aku hanya ingin menemukan seseorang yang bersikap baik padaku... Bersikap lebih baik dan tidak menganggap ku mengerikan, tapi ketika aku ikut dia... Dia malah menganggap ku sama seperti yang dikatakan mereka...) Apa yang kau katakan!" Neko menatap kesal. Kini taring nya terlihat.
"Kau sudah harus menerima semuanya, ingatlah umurmu yang sebentar lagi dewasa..."
"Apa maksud mu!! Kamu menganggap ku sama seperti apa yang dikatakan mereka!! Kamu pikir aku monster!" Neko menatap marah, dia bahkan meremas erat ujung meja membuat kukunya menggores meja itu.
"Emosi mu, kau tidak akan bisa menahan nya selama yang kau mampu, bagaimanapun juga... Kau seseorang yang tidak bisa di bilang baik, aku berpikir bahwa kau monster, tapi aku suka kau yang seperti ini tentunya..." Cheong menatap, dia mendekat meletakan tangan nya untuk mendekat ke Neko.
Di saat itu juga, dia mendekat dan di sini sudah di tebak dia akan mencium bibir Neko.
Tapi Neko menghindarinya, dia berjalan menjauh lalu mengatakan sesuatu tanpa menoleh menatap. "Aku pikir perasaan ini akan terus terjadi, kau mengangap ku apa sehingga kau bersikap tidak sopan akan melakukan sesuatu yang buruk padaku, kau pikir aku ini gadis yang murahan!" dia menoleh dengan kesal, lalu berjalan pergi.
Cheong terdiam, ia lalu menghembuskan napas rokoknya. "...Mau bagaimana lagi, kau tidak akan mendapatkan seseorang lagi, karena pemegang mu adalah aku, Neko.... Jika kau tidak percaya pria seperti ku, mustahil kau mencari wanita yang dapat memberikan mu segalanya...."
Tak lama kemudian, Neko berjalan masuk dengan tatapan dingin, dia berdiri menatap Cheong yang masih duduk di kursi meja kantornya.
Cheong masih merokok. "Apa? Kenapa kembali lagi? Apakah kau tak bisa menemukan orang seperti ku? Orang yang memberikan apapun dan membuat mu suka padaku..."
"Berisik!! Aku telah membenci mu!" Neko langsung berteriak.
Lalu Cheong menatap serius, dia lalu menghela napas panjang. "Ada tugas untuk mu, jika kau berhasil melakukan nya, aku akan melakukan apapun untuk mu, tapi jika kau berhasil," Cheong menatap.
"Aku tak peduli itu, berikan padaku tugas nya sekarang," Neko menatap kesal.
Lalu Cheong meletakan foto ketua sindikat di meja membuat Neko terdiam.
"Temui dia secara diam diam, bunuh dia untukku..." Cheong memberikan foto Ketua sindikat padanya.
Neko terdiam sambil mengamati foto itu lalu mereka saling memandang.
"Aku tak mau membunuhnya...."
"Kenapa? Oh, aku belum pernah memberikan mu tugas membunuh orang sebelumnya yah, kalau begitu ini pelajaran pertama mu untuk membunuh orang," Cheong menatap.
"Aku bilang aku tidak bisa membunuh.... Aku tak mau melakukan itu!!"
"Hei, kau berdiri di bawah perintah ku, lakukan perintah ku ini meskipun itu bertolak belakang dengan kemauan mu sendiri.... Bagaimana pun juga, kau harus melakukan ini untuk membentuk karakter mu ke depannya," kata Cheong.
Neko kembali terdiam dan kembali kesal. "Ck..." dia langsung berjalan pergi membawa foto itu, Cheong hanya tersenyum kecil melihat nya pergi dari kantornya.
"(Dia pikir aku ini apa.... Dia yang membuat ku merubah sikap ku begini... Membuat ku mengenal dunia yang malah membuat ku kesal, aku tidak menikmati hal ini sama sekali dan hidup sendirian dengan permintaan nya, itu sama saja dia tidak meletakan perhatian padaku. Selama 5 tahun, dia hanya bilang bahwa dia akan memberikan kebutuhan ku membuat ku mandiri melakukan apapun di rumah nya sementara itu, dia jarang sekali pulang, sekali pulang hanya untuk tahu keadaan ku lalu pergi begitu saja.... Itu sama saja!!)" Neko kesal, jadi selama ini, Cheong hanya seperti meletakan Neko ke dalam kurungan, tak memperbolehkan nya kemanapun dan hanya di rumah itu.
"(Saat ini, aku akan melakukan apa yang dia minta dan juga, ini pasti akan menjadi hal pertama aku membunuh dan hal terkahir aku menurutinya...)" ia menatap foto ketua sindikat.
Saat itu Ketua sindikat menatap Kin yang berdiri didepan mejanya.
"Direktur Cheong sudah tak bisa menjalin itu semua, dia bilang lebih baik anda merekrut seseorang yang baru," kata Kin.
"Hmp... Kata kata dari mulut siapa, dia tak akan bisa membuatku membayarnya," Ketua sindikat menyela sambil berkata tegas. Kin masih menjadi dari bagianya sebelum akhirnya dia yang akan menghianatinya.
Karena kin juga termasuk dalam anggota organisasi yang di dirikan oleh ketua sindikat sendiri, saat itu memang masih menjalin erat dan tak ada komplikasi antara mereka berdua hingga Kin mulai beranggapan.
"Ini tetap harus terjadi, perekrutan anggota baru akan menambah sesuatu dari organisasi kita. Semakin berkembang dan tidak akan tahu apa ke depan nya. Di dunia ini, uang kotor tentunya akan kita anggap sebagai uang biasa dan sama seperti semuanya. Tapi manusia, manusia tentunya akan berbeda, mereka bisa menghianati, menghina bahkan patuh secara palsu. Merekrut anggota baru harusnya mengajarkan nya duluan dan mengurungnya untuk menakut nakutin ya, itu cara satu satunya mendapatkan rekrutan sama seperti uang."
"Bicara mu terlalu mudah.... Kau pikir aku seperti Cheong, dia memiliki satu bawahan yang begitu patuh bahkan sangat menyukai nya, dia melakukan hal sama yang kau katakan tentunya... Kau pikir aku akan melakukan itu?"
"Bawahan Cheong? Kudengar dia hanya punya simpanan gadis di rumah nya, gadis itu hanya terkurung dan tidak di sentuh Cheong sama sekali."
"Itu karena dia memiliki orang lain, Cheong memiliki seorang istri," kata ketua membuat Kin terkejut mendengar nya.
"Ha.... Aku akan pergi," Ketua berdiri dan berjalan pergi.
Setelah itu Ketua sindikat berjalan keluar dan akan masuk ke mobil yang telah di buka oleh asistenya. Tapi Ia terdiam, sebelum masuk Ia menoleh ke sekitar seperti melihat sesuatu.
Melihat sekitar di tempat yang agak ramai orang itu yang juga tidak terlalu sepi.
"Apa ada sesuatu?" Asisten nya menatap bingung karena ketua sindikat tidak masuk ke mobil.
Dia melihat sekitar dan menatap asisten nya.
"Belikan aku rokok," kata Ketua lalu asistenya menundukan badan dan berjalan pergi. Ketua Sindikat masuk sendiri dan menunggu di mobil.
"Dia memintamu apa?" kata ketua sindikat yang rupanya berbicara dengan seorang di sampingnya. Orang itu sudah masuk dari tadi. Dia memakai tudung jaket dan diam.
"Ini sudah kesekian kalinya dia mengirimkan sesuatu untukku, kau akan membunuhku dengan apa nantinya?" lirik ketua. Orang itu membuka perlahan tudungnya dan terlihat rambut hitam panjang yang keluar dari sana, Ketua sindikat terkejut karena dia melihat seorang gadis.
"Ini juga kesekian kalinya dia memerintahkan hal seperti ini untukku, aku benar benar sudah lelah," kata gadis itu yang rupanya Neko dengan tatapan dingin.
"(Gadis? Dia seorang gadis?!)" Ketua sindikat masih terdiam curiga.
"Dengar, aku ingin keluar dari nya. Tapi sepertinya aku tidak bisa, jika aku membunuhmu dia akan kena buronan dari organisasimu yang besar, dan aku juga akan tersiksa olehnya. Aku sudah tahu dampak yang akan terjadi jika Aku membunuhmu. (Dia terlihat sangat tenang pada pembunuh sepertiku,)" kata Neko.
". . . Kau bisa pergi dari sana, soal melarikan diri dengan tubuh kecilmu pasti akan berhasil"
"Aku mengerti," Neko menyela membuat ketua kembali terdiam. Tiba tiba Neko mengeluarkan pistol tembakan dan duduk dipangkuan Ketua sambil menodongkan pistol itu.